Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meminta warga tidak menolak program makan gratis yang akan segera diperluas menggunakan dana hibah Uni Emirat Arab (UEA).
Permintaan ini menyusul kabar adanya penolakan dari orang tua yang tidak terima anaknya dicap stunting.
“Ya intinya bapak ibu, orang tua, kita kan pengen yang namanya kasus stunting, gizi kurang ini bisa terselesaikan. Bukannya kita memvonis ini stunting,” jelasnya saat ditemui di Loske Cafe, Senin (20/5/2024).
Mengkategorikan anak berisiko stunting didasarkan pada sejumlah data hasil pemantauan selama jangka waktu tertentu.
Kondisi ini bukan merupakan aib melainkan hal yang perlu segera ditangani.
“Kita kan ada metodenya, anaknya kita timbang, tinggi badan kita ukur dan lain-lain,” terangnya.
Baca juga: Kandidat Pilkada Solo Hingga Jateng Mulai Bermunculan, Gibran Akui Belum Tentukan Dukungan
Baca juga: Gibran Tak Larang Study Tour Siswa di Solo, Singgung Soal Armada yang Harus Diperketat
Ia meminta warga bisa kooperatif dalam penanganan stunting sehingga Kota Solo mengenolkan angka stunting.
“Intinya kita pengen menyelesaikan itu semua. Ya mohon kerja samanya supaya bener-bener solo ini bisa zero stunting,” tuturnya.
Menurutnya, penanganan stunting tidak hanya sekadar pemenuhan gizi.
Lingkungan yang bersih dan sehat juga berpengaruh pada angka stunting.
“Dan yang kita intervensi bukan cuma gizinya saja ya. Tapi juga lingkungannya. Misalnya rumah-rumah kumuh, drainasenya jelek, sanitasinya jelek, suplai air bersih dan lain-lain,” jelasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo, Purwanti mengakui memang ada yang menemui fenomena orang tua tidak terima anaknya dicap stunting.
"Kalau berdasarkan pengalaman kemarin ada yang orang tuanya ya itu (marah-marah). Memang sebetulnya kita tidak boleh menjustis memberikan stigma anak-anak dengan kondisi stunting,” ungkapnya.
(*)