TRIBUNSOLO.COM - Video yang memperlihatkan cekcok antara pria berseragam Pemuda Pancasila (PP) dengan aktivis LSM di Kebumen Jawa Tengah, viral di media sosial.
Diketahui kedua belah pihak memperdebatkan soal pungutan liar di salah satu SD di Kebumen.
Baca juga: Viral Cekcok Antara Ormas PP dan LSM di Kebumen Jateng, Kini Pelapor Pungli Bikin Video Minta Maaf
Dilansir dari Kompas.com, Cekcok antara ormas dan LSM tersebut bermula saat LSM melaporkan salah satu SD Negeri di Kebumen soal pungutan liar ke Polres Kebumen.
Sementara itu, anggota ormas tersebut membela SD Negeri yang merasa tidak melakukan pungutan sama sekali.
Keduanya pun akhirnya bertemu di salah satu rumah warga dan cek cok pun tak terhindarkan.
Anggota ormas yang juga menjabat sebagai kepala desa merasa tak terima lantaran di desanya terjadi gaduh akibat ulah dari LSM tersebut yang notabene adalah orang luar desa.
Terkait viralnya kasus tersebut, berikut TribunSolo rangkum 3 faktanya.
1. Kronologi Pelaporan Pungli
Dilansir dari TribunJateng, awalnya, wali murid bernama Herni Setyowati mengeluh tentang pungutan di SD negeri tempat anaknya bersekolah.
Herni pun dibantu oleh pihak LSM yang diwakili oleh Sugiyono.
Namun Supono yang merupakan lurah tempat Herni tinggal tak terima dan mendatangi rumah Herni.
Supono itu tak terima karena orangtua murid melaporkan dugaan pungli di SD.
Harusnya hal itu dibicarakan terlebih dahulu dan tak harus membawa hal ini ke ranah kepolisian.
Bahkan lurah itu mengusir warganya karena tak mau mencabut laporan itu di Polres.
2. Polisi Terima 2 Laporan
Dilansir dari Kompas.com, Kasatreskrim Polres Kebumen, AKP La Ode Arwansyah mengungkapkan, kejadian tersebut kini sedang ditangani Polres Kebumen.
Buntut kejadian tersebut, Polres Kebumen mendapatkan dua laporan.
Pertama, dugaan intimidasi yang dilakukan oleh oknum yang diduga anggota ormas.
Selanjutnya persoalan pungutan liar di salah satu SD Negeri yang ada di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Untuk kasus pungli, menurut AKP La Ode, sudah ditangani Unit Tipidkor Satreskrim Polres Kebumen.
"Unit Tipidkor Satreskrim Polres Kebumen telah menerima laporan terkait dugaan pungli, dan melakukan pemeriksaan serta permintaan dokumen kepada pihak-pihak yang terkait," ungkap AKP La Ode Arwansyah Selasa (23/7/2024).
AKP La Ode memastikan kasus ini ditangani serius oleh Polres Kebumen, dan akan diinformasikan perkembangannya sebagai transparansi publik.
Sejak awal video tersebut diunggah dan menjadi perhatian publik, Polres Kebumen telah bergerak mengumpulkan sejumlah bukti dan keterangan.
3. Ombudsman Turun Tangan
Kepala Ombudsman Perwakilan Jateng Siti Farida mengatakan, sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen soal dugaan pungli tersebut.
"Kebetulan kami baru saja koordinasi," jelas Siti, Rabu (24/7/2024).
Untuk itu, dia meminta agar semua pihak dapat mewujudkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan norma, standar, prosedur dan ketentuan peraturan yang berlaku.
"Ada undang-undang yang berlaku," kata dia.
Perihal dugaan intimidasi kepada wali murid yang melapor dugaan pungli, Ombudsman Jateng masih melakukan pendalaman.
"Kita sedang mencermati semua informasi yang masuk," ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini komunikasi Ombudsman Jateng dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen masih dalam tahap awal.
"Belum menyimpulkan, karena baru koordinasi awal," imbuh Siti.
4. Pihak Wali Murid Cabut Laporan
Usai viralnya kasus tersebut, kini pihak wali murid yang melaporkan dugaan pungli di SD negeri di Kebumen, Jawa Tengah meminta maaf.
Wali murid itu juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Pemuda Pancasila.
Video permintaan wali murid itu diunggah oleh akun Tiktok @adi.one.one pada Selasa (23/7/2024).
Dalam video itu, tampak wali murid bernama Herni Setyowati yang membaca permintaan maaf dengan ditemani suaminya.
Herni menyebut jika pungutan di sekolah negeri yang viral belakangan ini hanya fiktif belaka.
Dirinya pun mencabut kuasa kepada Sugiono selaku perwakilan LSM yang telah membantunya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Jatimulyo tanggal 1 bulan 7 tahun 2024.
Saya Herni Setywati mohon maaf kepada sekolah SDN 1 Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, kepala sekolah guru beserta karyawan SDN 1 Jatimulyo Kecamatan Petanahan.
Atas laporan saya yang dikuasakan kepada bapak Sugiono, dari LSM tentang pungutan di sekolah dan semua pernyataan di Tiktok. Yang sebenarnya tidak sesuai kenyataan dan fiktif belaka. Saya mencabut kuasa saya kepada bapak Sugiono dan semua pernyataan saya di Tiktok. Permintaan maaf saya ini keluar dari hati yang paling dalam dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun," ucap Herni Setyowati.
5. Pelapor Minta Maaf ke Pihak SD
Kemudian dalam video lain, Herni pun tampak meminta maaf di depan SD Negeri 1 Jatimulyo.
Ia berdiri bersama dengan Supono, Lurah sekaligus anggota Pemuda Pancasila yang sebelumnya sempat cekcok dengan anggota LSM.
Beberapa pria berseragam ormas Pemuda Pancasila juga ada di situ.
Herni pun mengatakan sangat berterimakasih kepada Kepala Desa dan Ormas Pemuda Pancasila karena telah melindungi keluarganya.
"Berdirinya saya di sini ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak kepala desa Jatimulyo dan Pemuda Pancasila bahwa telah membantu saya melindungi keluarga saya atas permasalahan yang saya alami, atas pemberian kuasa saya kepada LSM yang bebrubtut pada laporan kepada pihak berwajib. Yang sebenarnya itu tidak saya inginkan dan tidakada niatan sedikit pun untuk melaporkan pihak sekolah. Dan saya ucapkan terimakasih pak Pemuda Pancasila yang sudah membantu. Anak saya sekolah gratis dan adanya Pemuda Pancasila saya menjadi merasa terlindungi," ucap Herni terbata-bata.
Video permintaan maaf ini pun malah mendapat banyak komentar dari netizen.
Banyak netizen yang menduga jika ada intimidasi kepada walimurid tersebut.
@MEDIA ZONA ******** "pihak ibu nya kok yang memberi klarifikasi. kayaknya tekakan dari ormas / kepala sekolah ."
@Moehammad noeh alma**** "s ibu kaya nya tertekan banget nya"
(*)