Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Usai viral di media sosial lantaran sering membuat ribut di sekitar indekos di Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo beberapa waktu lalu.
Pecatan Polwan Y tengah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainudin Solo.
Yuni dibawa ke RSJD Solo oleh Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo dan relawan pada Jumat (26/7/2024) lalu.
Sementara itu, Kabid Pelayanan RSJD dr. Arif Zainudin, dr. Aliyah Himawati menerangkan bahwa pihak rumah sakit langsung menangani Eks Polwan tersebut sesampainya di sana.
"Sesampainya di sini, langsung kita tangani terkait kegawatdarutannya. Itu secara tidak langsung juga membahayakan, baik orang lain, maupun dirinya sendiri, jadi itu diatasi dulu. Kami masukan dulu ke ruang akut, itu seperti ruang ICUnya RSJ," ungkap Aliyah, Senin (29/7/2024).
Sampai saat ini, Y masih dalam pengawasan pihak rumah sakit termasuk tengah menjalani pemeriksaan Psikometri.
Lebih lanjut, Aliyah menjelaskan tes Psikometri yang dijalani Y dilakukan selama beberapa kali untuk mengetahui diagnosis yang dialami oleh Y.
Selama 3 hari di RSJD, Aliyah menyebut bahwa Y sangat kooperatif, dan menurut.
Baca juga: 5 Fakta Yuni Utami Eks Polwan yang Viral di Sukoharjo Jateng: Dipecat, Kecelakaan, Mental Terganggu
"Untuk hasilnya seperti apa, tidak bisa kami sampaikan ke publik. Karena itu rahasia pasien. Yang sekang ini yang dapat kami sampaikan, dia memang ada gangguan. Tapi gangguan itu ke arah mana, kami juga menunggu hasil tes itu (psikometri) untuk pastinya," tambahnya.
Tak hanya Psikometri, Aliyah menambahkan bahwa Y juga menjalani wawancara dengan psikolog dan psikiater.
Tak hanya itu, pihak rumah sakit juga berupaya menghubungi keluarga, untuk memintai kelengkapan data terkait Y, agar mengetahui informasi yang utuh.
"Pemeriksaan ini memang butuh waktu. Kondisi pasien, mungkin merasa gelisah, cemas, tentu kami tidak membiarkan. Ada obat dan terapi yang kami berikan, agar pasien merasa nyaman. Kalau pasien tidak merasa nyaman, pikiran anehnya tidak berhenti," terangnya.
Sementara itu, Aliyah menegaskan bahwa kondisi yang membuat Y khawatir tak lain ketika eks Polwan tersebut teringat handphone (HP) miliknya.
"Selama pemeriksaan kooperatif. Kalau tidak keingat handphonenya, aman," pungkas Aliyah. (*)