Indra sendiri, sebelumnya merupakan tenaga harian lepas (THL) sumber daya air (SDA).
Ia menjadi relawan desa saat masa pandemi corona.
Ia sebelumnya menjadi korban, saat berusaha memadamkan api di bukit dekat Embung Krikilan pada September tahun lalu.
Dirinya bersama satu relawan lain, Wandi berusaha memadamkan api dengan cara manual.
Nahas, angin besar tiba-tiba datang dari bawah. Membuat api yang sebelumnya padam kembali membesar.
Wandi yang berada di bawahnya, beruntung masih bisa turun saat api belum membesar. Sementara Indra nekat turun saat api besar, dengan kondisi celana sudah terbakar.
Keduanya lalu dibawa ke rumah sakit, untuk mendapatkan perawatan intensif. (*)