Laporan Wartawan TribunSolo.com, Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM - Kereta api kini menjadi sarana moda transportasi yang diandalkan masyarakat.
Kenyamanan hingga ketepatan waktu perjalanan menjadi poin yang cukup terlihat dari alat transportasi ini.
Baca juga: Sinergi Kreatif KAI Wisata dan LRT Jabodebek, Kembangkan Potensi Iklan di Titik Stasiun Strategis
Namun, ada keunggulan lain saat memilih perjalanan domestik menggunakan kereta api terkait dengan barang bawaan penumpang.
Ada cerita menarik dari Tri Puji (56) seorang wanita asal Magelang, Jawa Tengah, yang memilih menggunakan moda transportasi kereta api jarak jauh relasi Stasiun Pasar Senen-Stasiun Yogyakarta (Tugu) menggunakan KA Fajar Utama Solo. Diketahui KA Fajar Utama Solo merupakan milik operator area Solo, Daerah Operasi VI Yogyakarta.
Saat itu Puji baru saja pulang ibadah umrah bersama anaknya, dikarenakan menggunakan biro perjalanan di Jakarta ia pun harus mencari moda transportasi sendiri untuk kembali ke kota asalnya.
Ternyata ada alasan khusus yang membuat mereka untuk memilih menggunakan kereta api.
"Waktu itu saya bingung memilih transportasi apa karena total bawa 4 koper cukup besar dan 2 air zam-zam 5 liter, pilihannya pakai bus yang bisa langsung sampai rumah atau kereta api yang turun di Jogja, kalau pesawat kan ada aturan soal bawa barang bentuk cairan juga" ujarnya Sabtu (7/12/2024).
Akhirnya mereka memutuskan menggunakan kereta api karena dirasa lebih aman dan nyaman saat menunggu di Stasiun.
"Pesan tiket pas masih disana (saat umrah), awalnya memutuskan pakai kereta karena berdasarkan itinerary umrah pesawat tiba di Bandara (Bandara Internasional Soekarno–Hatta) tengah malam, makanya saya ambil keberangkatan KA paling pagi jam setengah 6" ucap Puji.
"Karena kalau di Stasiun menurut saya lebih nyaman aja buat nunggu pas tengah malam, paginya bisa sekalian shalat dulu sebelum naik kereta karena Mushola di Stasiun Pasar Senen juga dekat dan bersih, kalau di Jogja ada keluarga yang menjemput" tambahnya.
Baca juga: KAI Wisata Tebar Promo hingga 35 Persen, Ada Kereta Wisata, Hotel Transit hingga Wisata Heritage
Keramahan pun dirasakan Puji dan anaknya saat naik kereta, dalam perjalanan mereka didatangi kondektur yang menawarkan agar koper mereka diletakkan di paling belakang kursi penumpang eksekutif dalam gerbong mereka.
"Anak saya itu yang cerita karena saya waktu itu sudah tidur, katanya ditawari agar kopernya diletakkan belakang karena memang ada ruang kosong agak lebar, agar duduknya kami nyaman dan aman bisa istirahat, karena waktu itu 2 koper besar di depan kursi duduk kami dan 2 yang agak kecil di bagasi atas" tuturnya menjelaskan.
"Awalnya anak saya mengira bakal ditegur karena barang banyak tapi ternyata kondektur baik diberi solusi biar kami bisa lebih nyaman istirahat, mungkin tahu kalau habis perjalanan jauh" tambahnya.
Menurutnya dalam pemilihan moda transportasi di perjalanan tersebut dirasa tepat, karena setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan bisa sembari istirahat di dalam kereta.
"Perjalanan nyaman karena dingin dan sepi jadi bisa istirahat tidur, perjalanan juga cepat setengah 1 siang sudah sampai Stasiun Tugu" ujarnya.
Sesampainya di stasiun, mereka pun memutuskan untuk menggunakan jasa porter untuk membawa segala barang tersebut.
"Waktu itu cukup tertolong karena ada porter, langsung bawa semua koper ke lokasi dekat parkiran buat dijemput, saya kasih Rp 50 Ribu karena tidak tau tarif porter berapa" ujarnya.
Ia juga menyinggung sejumlah porter di Stasiun Yogyakarta yang ramah dan tidak berebut dalam mencari pengguna jasanya.
Terkait hal itu, PT KA Pariwisata (KAI Wisata) merupakan anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) ternyata telah membuat aplikasi e-Porter, untuk memesan jasa porter tersebut di 14 stasiun termasuk Stasiun Yogyakarta.
Diketahui terkait harga pemakaian aplikasi e-Porter ini, pelanggan penumpang kereta api dikenakan tarif sebesar Rp 38 ribu setiap kali pemakaian porter untuk mengangkut barang dan harga ini sudah flat.
Menurut penumpang, penggunaan aplikasi ini dirasa cukup solutif karena sudah ada tarif pastinya dan para porter juga bisa langsung terkoneksi dengan penumpang yang membutuhkan jasanya.
"Lebih enak karena jadi jelas soal tarif, mungkin kalau mau kasih lebih bisa kasih tip kalau tidak ya gak masalah karena memang sudah ada tarifnya yang jelas." tutup Puji.
Meski jarang disorot, keberadaan Porter di Stasiun Yogyakarta juga merupakan bagian yang penting dan perlu diperhatikan karena perannya yang begitu bermanfaat bagi penumpang.
Terutama jika barang bawaan begitu banyak bisa membahayakan penumpang saat melewati jalur perlintasan kereta api di Stasiun.
(*)