TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Gunung Pegat, yang terletak di Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, menjadi salah satu destinasi wisata yang dikunjungi di Kota Jamu.
Tempat ini tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang memukau, tetapi juga menyimpan sejarah dan mitos yang berkembang di masyarakat setempat.
Nama "Gunung Pegat" sendiri bukanlah tanpa alasan.
Baca juga: Menilik Pusat Industri Karak yang Terkenal di Sukoharjo, Pendapatan Bersih Capai Rp1,5 Juta Per Hari
Dalam Bahasa Jawa, kata "pegat" memiliki arti berpisah.
Ada dua versi cerita yang berkembang mengenai asal-usul nama gunung ini.
Menurut Kepala Desa Karangasem, Bambang Minarno, versi pertama menyebutkan bahwa Gunung Pegat ini terdiri dari dua gunung yang memiliki ketinggian hampir sama, namun terpisah.
"Di sini hanya ada dua gunung, di Gunung Pegat ini dan di sebelah selatan yang letaknya di Desa Tiyaran," jelas Bambang. Karena kedua gunung ini terpisah, masyarakat kemudian menyebutnya sebagai Gunung Pegat.
Mitos yang Berkembang di Masyarakat
Kehadiran dua gunung yang terpisah ini ternyata melahirkan mitos yang dipercaya oleh banyak orang, terutama oleh pasangan pengantin baru.
Mitos tersebut menyatakan bahwa pasangan pengantin baru dilarang untuk mengunjungi Gunung Pegat sebelum melewati waktu tertentu setelah pernikahan, atau bahkan tidak boleh melewati jalan menuju Gunung Pegat.
Baca juga: Asal-usul Nama Desa Cemani di Sukoharjo : Berawal Rombongan Keraton Bertemu Ayam Hitam Pekat
Hal ini dipercaya agar pernikahan mereka dapat berlangsung langgeng dan tidak berakhir dengan perceraian.
Meski demikian, mitos ini telah mulai dipatahkan.
Sebuah pernikahan yang dilaksanakan pada awal Maret 2022 lalu membuktikan bahwa meskipun pasangan pengantin baru melaksanakan pernikahan mereka, hubungan mereka tetap awet meskipun sempat mengunjungi lokasi tersebut.
Transformasi Gunung Pegat menjadi Destinasi Wisata
Dulu, Gunung Pegat dikenal sebagai tempat yang tak terurus, bahkan pada masa kecil Kepala Desa Bambang, lokasi ini digunakan sebagai tempat penggembalaan kambing.