TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, akhirnya merilis hasil pengujian laboratorium terhadap sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal dalam acara halalbihalal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno.
Lima dari tujuh sampel yang diuji, terdeteksi mengandung bakteri Salmonella.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Klaten, Hanung Sasmita Wibawa, menjelaskan jika pengujian dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan dan PAK Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Baca juga: Bupati Hamenang Sudah Cabut Status KLB Keracunan Massal di Karangturi Klaten, Korban Sembuh Semua
Adapun Dinkes Klaten menguji sampel yang terdiri atas rendang sapi, sambel krecek, kerupuk, acar, kacang, pangsit, dan roti kering.
“Rendang sapi, sambel krecek, krupuk, acar, dan pangsit positif Salmonella sp,” kata Hanung saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (21/4/2025) malam.
Selain Salmonella, pengujian juga menunjukkan sejumlah makanan mengandung bakteri lain yang berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan.
Hanung mengungkapkan secara rinci, rendang sapi terdeteksi mengandung Staphylococcus saprophyticus, sambel krecek mengandung Enterobacter agglomerans, kerupuk dan acar mengandung Staphylococcus hemolythicus, kacang positif mengandung Bacillus sp, serta pangsit dan roti kering mengandung Staphylococcus hemolythicus dan Klebsiella pneumoniae.
Baca juga: Dinkes Temukan Air Tercemar E Coli di Keracunan Massal Klaten: Nilai Rujukan Mestinya 0 Tapi Ada 88
Untuk diketahui, parameter biologis yang diuji meliputi bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Streptococcus faecalis, Salmonella sp, Shigella sp, Vibrio cholerae, dan Bacillus cereus.
Lebih lanjut, Hanung mengungkapkan bahwa pihaknya juga menemukan cemaran bakteri Escherichia coli pada air minum yang dikonsumsi warga dalam acara tersebut.
“Ada kandungan E-Coli di air minumnya. Jadi (air minumnya) ada E-Coli sama Coliform-nya. Coliform-nya positif,” kata dia.
Sebagai langkah lanjutan, Dinas Kesehatan akan menggandeng puskesmas setempat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga sanitasi lingkungan.
Baca juga: UPDATE Kasus Keracunan Massal di Klaten: Hasil Lab Minuman Sudah Keluar, Makanan Masih Menunggu
Pihaknya juga akan mengambil sampel air dari sekitar lokasi kejadian guna memastikan sumber kontaminasi.
“Akan dilakukan pengambilan sampel (air) di masyarakat yang di dekat korban (keracunan massal). Artinya selain yang di rumahnya yang punya hajatan. Sekitarnya bagaimana, apakah tercemar atau tidak. Karena ini sangat berbahaya karena bakteri E-Coli sangat tinggi sekali,” tambah Hanung.
Keracunan massal ini mencuat setelah puluhan warga mengalami gejala mual, muntah, dan diare usai menghadiri kegiatan halalbihalal di Desa Karangturi.
Dengan hasil uji laboratorium ini, pemerintah daerah berharap masyarakat dapat lebih waspada terhadap pengolahan makanan dan sanitasi air agar kejadian serupa tidak terulang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com