Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto menyatakan tak ada tanda kekerasan pada tubuh almarhum Sugeng Parwoto (50), pendaki yang hilang dan meninggal di gunung Merbabu.
Pendaki asal Temanggung itu meninggal dunia akibat luka dalam karena diduga tergelincir di gunung Merbabu.
ugeng Parwoto, sempat dinyatakan hilang saat mendaki gunung Merbabu melalui jalur Timboa, yang ada di Dukuh Margomulyo, Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari.
Korban mendaki pada Jumat 18 April 2025.
Jenazah korban kemudian ditemukan sepekan kemudian.
Korban yang terjatuh di jurang curam baru bisa dievakuasi pada Jumat (25/4/2025).
"Dari hasil otopsi tidak ada hal yang mencurigakan. Penyebab dari kematiannya karena benda tumpul," kata Rosyid , usia menutup Kapolres Cup 2025, Minggu (27/4/2025) petang.
Korban disebut mengalami pendarahan di bagian dalam kepala.
Tak ada pendarahan bagian luar, sehingga diyakini tak ada kekerasan pada tubuh korban.
Terlebih, dari hasil olah TKP, korban diduga tergelincir ke jurang Merbabu.
Kepalanya lalu terbentur batu yang ada di TKP.
Terbentur bebatuan Merbabu itu pula yang membikin beberapa ruas tulang patah.
"Jadi ini identik dengan luka tergelincir atau luka jatuh dari ketinggian," imbuh Kapolres.
Baca juga: Lokasi Penemuan Pendaki Hilang di Gunung Merbabu Berjarak 80 Meter, Muncul Dugaan Terhempas Badai
Korban dinyatakan sudah meninggal dunia sejak 7 hari sebelum dilakukan otopsi.
Korban meninggal dunia diperkirakan meninggal dunia pada hari Sabtu.
Saat itu 7 pendaki lain tak menemukan korban usai lokasi flying campnya di pos 5 gunung Merbabu diterjang badai.
7 rombongan pendaki itu lalu berusaha mencari tapi tak berhasil menemukan korban meski sudah sampai ke puncak.
"Hasil pengamatan cuaca BMKG, dan Lanud Adi Soemarmo ada potensi awan cumulonimbus di waktu tersebut," ujarnya.
Hanya saja, kekuatan angin saat badai itu seberapa besar masih belum diketahui.
Pihaknya pun belum bisa memastikan penyebab korban terjatuh ke jurang itu.
Apakah karena terhempas badai atau karena tergelincir.
Yang pasti tidak ada luka yang disebabkan dugaan kriminalitas.
(*)