TRIBUNSOLO.COM - Di tengah kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi, kini ijazah milik sang anak yaitu Gibran Rakabuming Raka, juga menjadi sorotan.
Hal itu diungkap mantan Komandan Korps Marinir (Dankormar), Letjen TNI (Purn) Suharto dalam tayangan Suara Rakyat disiarkan YouTube iNews pada Selasa (6/5/2025).
Baca juga: Jokowi Absen Lagi di Sidang Ijazah di PN Solo, Pilih Temui Andrea Hehanussa dan Nyanyi Bareng
Dalam acara tersebut Letjen Suharto memiliki alasan tersendiri meragukan almamater Gibran.
Purnawirawan jenderal bintang tiga tersebut turut membawa-bawa anaknya yang lebih tua dari wapres, menempuh pendidikan di sekolah yang sama dengan sulung Jokowi.
Demikian protesnya tersebut tak lain mengungkap dukungan atas usulan ratusan purnawirawan TNI dalam pemakzulan Gibran melalui MPR.
Pernyataannya yang menyinggung pendidikan Gibran adalah tatkala mencari ilmu di Australia.
“Gibran sangat jauh dengan anak saya. Tua anak saya. Katanya (Gibran) punya ijazah di UTS (University of Technology Sydney). Anak saya S-2 di UTS. Saya sampai coba (bilang) cari sana ada enggak nama itu? Tidak ada," tegasnya.
Selain itu, Letjen Suharto juga menyampaikan keinginan penggantian wakil presiden semata karena perhatiannya terhadap Presiden Prabowo Subianto.
Suharto berpandangan, usulan tersebut didasari rasa sayang para purnawirawan kepada presiden.
“Kami usulkan dia (Gibran) untuk dilengserkan karena kami sayang dengan Prabowo,” kata Suharto.
“Saya inginnya tetap Prabowo silakan jadi Presiden.”
Baca juga: Mediasi di PN Solo Deadlock, Jokowi Siap Datang dan Bawa Ijazah di Persidangan Jika Diperlukan
Suharto mengatakan sebenarnya dia sudah menyiapkan resume mengenai bagaimana kesalahan sampai-sampai Gibran bisa diangkat menjadi wapres. Namun, dia lupa membawanya ke acara itu.
Adapun sejumlah jenderal purnawirawan yang ikut mendukung pernyataan sikap tersebut di antaranya Jenderal (Purn.) TNI Fachrul Razi, Jenderal (Purn.) TNI Tyasno Sudarto, Laksamana (Purn.) TNI Slamet Soebijanto, Marsekal (Purn) TNI Hanafie Asnan, hingga Jenderal (Purn) TNI Try Sutrisno.
Ada delapan sikap yang sudah disepakati Forum Purnawirawan TNI, yaitu sebagai berikut.
1. Kembali ke UUD 1945 asli sebagai Tata Hukum Politik dan Tata Tertib Pemerintahan.