Demi efisiensi, ia memilih membeli bahan kayu yang sudah dibentuk daripada membubut sendiri, sehingga lebih fokus pada kualitas produksi.
Meski sempat mengalami kegagalan, seperti kulit rebana yang pecah saat proses press, Janu tak menyerah.
Satu hal yang membuat usahanya bertahan adalah kejujuran.
Tak hanya itu, Janu juga membuka diri belajar dunia digital, meskipun sebelumnya ia tak memahami teknologi sama sekali.
Usaha dan keuletannya kini membuahkan hasil.
Rebana produksinya dikenal luas dan terus tumbuh hingga ke luar negeri.
(*)