Beberapa waktu kemudian, buyut Sumarno kembali dipanggil dan mendapat pesan untuk merawat tempat tersebut.
“Raden Sujono berjanji, kalau tempat ini dibersihkan dan dijaga, anak cucu mbah buyut akan diberi kemudahan mencari sandang pangan,” lanjut Sumarno.
Demi menyamarkan identitasnya dari pihak kerajaan, Raden Sujono kemudian dikenal dengan nama Ki Ageng Balak yang berarti penolak bala.
(*)