SiMakmur

Swasembada Gula Bukan Mimpi: Pemkab Sukoharjo Tunjukkan Aksinya, Tanam Perdana Tebu di Polokarto

TRIBUNSOLO.COM/ANANG MA'RUF
TANAM TEBU SUKOHARJO - Kegiatan tanam perdana tebu di Desa Rejosari, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Jumat (21/11/2025). Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, menegaskan bahwa Pemkab Sukoharjo mendukung penuh program peremajaan tebu ini. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pemerintah Kabupaten Sukoharjo terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program strategis pemerintah pusat, salah satunya swasembada gula nasional. 

Langkah nyata itu diwujudkan melalui kegiatan tanam perdana tebu di Desa Rejosari, Kecamatan Polokarto, pada Jumat (21/11/2025).

Tanam perdana ini menjadi penanda dimulainya penerapan program bongkar ratoon.

Baca juga: HUT ke-80 PGRI, Bupati Etik Suryani Puji Perjuangan dan Pengabdian Para Guru di Sukoharjo

Bongkar ratoon adalah peremajaan tanaman tebu dengan mengganti tanaman lama yang tak lagi produktif menggunakan bibit unggul.

Program ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas tebu sekaligus menjaga kualitas hasil panen.

Acara tersebut dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Inf Reza Sahputra, serta para petani kelompok tani Joyo Tani Desa Rejosari.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto menegaskan Kementerian Pertanian berupaya mengembalikan kejayaan gula nasional.

Baca juga: Update Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Sukoharjo, Bupati Etik Bagikan Kabar Gembira

“Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar dunia pada 1930, dengan produksi tebu mencapai 14 ton per hektare. Sekarang hanya sekitar empat ton. Karena itu, bongkar ratoon menjadi langkah penting untuk mengembalikan kejayaan tersebut,” kata Heru, Jumat (21/11/1025).

Program bongkar ratoon, kata Heru, dilakukan dengan membongkar tanaman tebu lama yang tak produktif dan menggantinya dengan bibit baru yang lebih unggul guna meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, menegaskan bahwa Pemkab Sukoharjo mendukung penuh program peremajaan tebu ini.

Tahun 2025, bongkar ratoon dilakukan di lahan seluas 166,37 hektare yang tersebar di wilayah Sukoharjo.

“Kami terus mendorong usaha tani berkembang, termasuk perkebunan tebu. Bongkar ratoon mampu meningkatkan produksi sekaligus menjaga kualitas panen,” ujarnya.

Baca juga: Bupati Etik dan Wabup Eko Tinjau Progres Perpustakaan Sukoharjo Capai 98 Persen, Jelang H-2 Deadline

Sementara itu, luas lahan tebu Sukoharjo pada 2024 tercatat 363,68 hektare, dengan hasil produksi gula kristal mencapai 1.425 ton.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo, Bagas Windaryatno, menyampaikan bahwa pemerintah memberikan dukungan nyata kepada petani.   

Setiap petani memperoleh 60.000 bibit tebu per hektare serta bantuan biaya olah tanam senilai Rp 3,6 juta.

“Lahan-lahan yang tidak produktif akan dimanfaatkan kembali untuk komoditas perkebunan seperti tebu, kelapa, dan karet,” kata Bagas.

Dengan bantuan bibit unggul, peningkatan luas tanam, serta program bongkar ratoon yang terstruktur, petani diharapkan dapat memanen tebu hingga empat sampai lima kali dengan hasil yang lebih melimpah. (*)