Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dualisme PPP di Muktamar X

Muktamar X PPP di Ancol Berlangsung Panas, PPP Sukoharjo Tegas Pilih Mardiono

PPP Sukoharjo telah membuat dan menandatangani surat pernyataan dukungan bermeterai untuk mengukuhkan posisi politik mereka.

TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf
DUKUNG MARDIONO - Suasana kantor Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Sukoharjo, Selasa (30/9/2025). Jajaran pengurus dan kader PPP Sukoharjo menyatakan sikap politik secara tegas dengan memberikan dukungan penuh kepada Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pengurus dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Sukoharjo menyatakan sikap politik secara tegas dengan memberikan dukungan penuh kepada Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar X PPP yang digelar di kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu (27/9/2025) malam.

Sebagai bentuk komitmen, PPP Sukoharjo telah membuat dan menandatangani surat pernyataan dukungan bermeterai untuk mengukuhkan posisi politik mereka.

Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukoharjo, Slamet, menegaskan bahwa dukungan diberikan secara bulat, meski Muktamar X sempat diwarnai kericuhan dan melahirkan dualisme kepemimpinan.

“Kami sudah membuat surat pernyataan dukungan terhadap Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum PPP. Sikap politik PPP Sukoharjo sudah jelas, mendukung Pak Mardiono,” kata Slamet, Selasa (30/9/2025).

Muktamar X PPP di Ancol berlangsung panas.

Ketegangan memuncak saat aksi saling dorong antar kader berujung perkelahian dan pelemparan kursi di ruang pertemuan. 

Beberapa kader dilaporkan mengalami luka akibat insiden tersebut.

MUKTAMAR PPP - Keributan terjadi di area Muktamar PPP yang digelar di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025). Dualisme kepemimpinan terjadi dalam muktamar X Partai Persatuan Pembangunan ( PPP). Agus Suparmanto dan Mardiono sama-sama mengklaim terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030.
MUKTAMAR PPP - Keributan terjadi di area Muktamar PPP yang digelar di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025). Dualisme kepemimpinan terjadi dalam muktamar X Partai Persatuan Pembangunan ( PPP). Agus Suparmanto dan Mardiono sama-sama mengklaim terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Pasca kericuhan, muncul dua kubu yang sama-sama mengklaim kemenangan secara aklamasi.

Kubu Muhammad Mardiono menyatakan pemilihan ketua umum telah selesai dengan dirinya sebagai pemenang.

Di sisi lain, kubu Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan era Presiden Joko Widodo, juga menyatakan hal serupa.

Situasi ini menyebabkan kepemimpinan PPP terbelah, tidak hanya di tingkat pusat, tetapi juga merembet ke daerah.

Slamet mengakui perpecahan sikap politik turut terjadi di wilayah Soloraya.

Menurutnya, pengurus dan kader PPP di Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, dan Sragen sepakat mendukung Muhammad Mardiono.

Sementara Kota Solo dan Kabupaten Wonogiri memilih mendukung Agus Suparmanto.

“Minus Kota Solo dan Kabupaten Wonogiri yang mendukung Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum PPP. Jadi sikap politik pengurus partai ikut terbelah mulai dari pusat hingga daerah,” ungkap Slamet.

Slamet yang turut hadir dalam Muktamar X di Jakarta juga menceritakan langsung pengalaman tegangnya.

Ia menyaksikan kericuhan dari dekat dan nyaris terkena lemparan kursi saat suasana memanas.

“Saya hampir kena lemparan kursi saat terjadi kericuhan di ruang pertemuan. Saat ini, kami terus berkoordinasi dengan pengurus DPW PPP Jawa Tengah untuk menentukan langkah politik selanjutnya,” ujarnya.

Dengan sikap tegas ini, DPC PPP Sukoharjo berharap kepemimpinan Muhammad Mardiono dapat memberikan stabilitas politik bagi partai sekaligus memperkuat konsolidasi di tengah badai dualisme kepemimpinan yang tengah melanda partai Kabah.

Mardiono diketahui pernah menjabat sebagai Ketua DPW PPP Provinsi Banten, serta Wakil Ketua Umum PPP di bawah kepemimpinan Muhammad Romahurmuziy.

Pada Desember 2020, dalam Muktamar IX PPP di Makassar, Mardiono sempat mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon ketua umum.

Namun, niat tersebut ia urungkan, dan akhirnya Suharso Monoarfa terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum partai.

Mardiono pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Wilayah PPP Provinsi Banten.

Baca juga: Dualisme Kepemimpinan Warnai Muktamar X, DPC PPP Boyolali Nyatakan Dukungan ke Agus Suparmanto

Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melahirkan dua klaim kepemimpinan Partai Kabah.

Keduanya adalah kubu mantan Menteri Perdagangan era Presiden Joko Widodo, Agus Suparmanto; dan calon petahana, Mardiono.

Sejak awal, suasana Muktamar X yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, pada Sabtu (27/9/2025), sudah memanas sejak pembukaan.

Pemilihan ketua umum yang semestinya dilangsungkan Minggu (28/9/2025) mendadak dipercepat oleh panitia.

Alasannya, karena situasi tidak kondusif.

Aksi saling teriak bersahutan terjadi antara pendukung Mardiono yang meminta agar kepemimpinannya dilanjutkan lima tahun mendatang, dengan kubu Agus Suparmanto yang mendorong terjadinya perubahan. 

Tensi di ruangan pun kian meninggi. Mardiono bahkan beberapa kali menghentikan pidatonya.

Untuk mendinginkan suasana, pembawa acara bahkan sempat meminta kader melantunkan shalawat.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved