Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pelajar Sragen Tewas Usai Latihan Silat

Polisi Selidiki Kematian Pelajar di Sragen yang Tewas Usai Latihan Silat, Kasus Tetap Diproses Hukum

Polisi memastikan tetap menyelidiki kasus pelajar tewas setelah latihan silat. Mereka sudah memeriksa saksi.

TribunSolo.com / Anang Ma'ruf
ILUSTRASI. Garis Polisi. Kasus pelajar di Sragen tewas setelah latihan silat diselidiki polisi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kasus kematian pelajar, Riko warga Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen dipastikan tetap diproses hukum.

Kapolres Sragen, AKBP Dewiana Syamsu Indyasari melalui Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Ardi Kurniawan mengatakan pihaknya akan terus melakukan penyelidikan.

"Tetap melakukan penyelidikan, kita tetap melakukan serangkaian penyelidikan, termasuk pemeriksaan saksi," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (7/10/2025).

AKP Ardi mengatakan pada hari ini, pihaknya total memeriksa 6 saksi.

Ia menyebut ada kemungkinan ada saksi lain yang akan diperiksa.

Baca juga: Pelajar di Sragen Tewas Usai Latihan Silat, Mimpi Berkunjung ke Museum Sangiran Bersama Bapak Pupus

"Hari ini ada 6 saksi yang sudah kita periksa, tidak menutup kemungkinan besok ada saksi lain yang kita periksa," jelasnya.

Diketahui, korban meninggal dunia di rumah sakit pada Senin (6/10/2025) malam.

Sebelumnya, pihak keluarga, yang diwakili sang ayah, Jumadi mengatakan sudah ikhlas menerima kejadian yang menimpa sang putra.

"Harapannya saya sudah cukup seian, sudah saya ikhlaskan, saya ikhlas lahir batin," ujar Jumadi.

"Kalau misalnya ada kesalahan dari anak saya, mohon semuanya, apapun minta maaf, minta doanya semuanya," ujarnya.

Niat Berkunjung ke Mueseum

Seorang pelajar, Riko warga Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen meninggal dunia di rumah sakit usai mengikuti latihan silat, Senin (6/10/2025) malam.

Sang ayah, Jumadi menceritakan momen-momen terakhirnya bersama sang putra sulung.

Awalnya, ia mengajak sang putra untuk memasang lampu di wilayah Kalioso.

Setelah selesai, korban mengutarakan keinginannya untuk mampir ke Museum Sangiran.

"Habis itu, dia bilang, bapak aku ingin mampir ke Sangiran, saya tidak begitu ngeh, pokoknya saya puter ke Sangiran, kan jaraknya lumayan jauh," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (7/10/2025).

"Sesampainya disana, saya bilang, seperti ini Le, sama kayak museum lainnya, kayak di Dayu, dia bilang, oh ya sudah Pak, aku nanti juga mau latihan," tambahnya.

Setelah itu, menurut Jumadi, ia dan putranya kembali pulang ke rumah.

Baca juga: Kenapa Banyak Fosil Ditemukan di Sangiran Sragen? Berawal Letusan Gunung Berapi Jutaan Tahun Lalu

Setibanya di rumah, Jumadi tidak sempat masuk ke dalam rumah, dan langsung menuju tempat perkumpulan RT.

Setelah itu, korban juga pamit untuk langsung berangkat latihan.

"Saya langsung ke rumah Pak RT, anak saya langsung latihan, berangkatlah latihan, jam 21.30 WIB lebih dikit, ditelfon pelatih, Riko sakit, waktu latihan sakit, saya kira masuk angin biasa," jelasnya.

"Dibawa ke klinik, langsung dibawa ke rumah sakit, disini katanya sudah meninggal dunia," sambung dia.

Kemudian, ia langsung bergegas ke rumah sakit yang ada di Kecamatan Gemolong.

Ia menuturkan bahwa ia sudah ikhlas atas musibah yang menimpa anaknya itu.

"Harapannya saya cukup sekian, saya sudah ikhlas, saya ikhlas lahir dan batin, kalau misalnya ada kesalahan dari anak saya, mohon maaf semuanya, minta doanya semuanya," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved