Makan Bergizi Gratis di Karanganyar
Dugaan Keracunan MBG di Karanganyar, SPPG Penyedia Menu Belum Miliki SLHS
Kasus dugaan keracunan MBG di Karanganyar masih diselidiki, sementara itu, SPPG yang diduga menyediakan menu disebut belum memiliki SLHS.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ratusan siswa di Karanganyar diduga mengalami keracunan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut ternyata belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mencatat, baru satu SPPG di Kabupaten Karanganyar yang telah memiliki SLHS.
Plt Kepala Dinkes Karanganyar, Yopi Eko Jati Wibowo, mengatakan SPPG yang sudah mengantongi sertifikat tersebut berada di Dusun Blembem, Desa Plesungan, Kabupaten Karanganyar.
"Baru satu dari 33 SPPG yang beroperasi di Kabupaten Karanganyar yang sudah memiliki SLHS," kata Yopi, Rabu (8/10/2025).
Yopi menambahkan, SPPG lain yang belum memiliki SLHS saat ini sedang menjalani proses pelatihan, termasuk SPPG yang diduga terlibat dalam kasus dugaan keracunan tersebut.
Ia menjelaskan, proses penerbitan SLHS telah dimulai sejak Senin (6/10/2025) dan kini tengah dipercepat.
"Saat ini sedang dilakukan percepatan proses penerbitan SLHS," ungkapnya.
Mengeluh Pusing dan Sakit Perut
Ratusan pelajar di Kabupaten Karanganyar mengeluh sakit perut dan pusing, diduga akibat keracunan makanan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sebanyak 12 pelajar di antaranya harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mencatat ada sekitar 168 anak yang mengalami gejala seperti sakit perut dan pusing.
Sementara itu, data dari Satgas MBG Karanganyar menunjukkan ada 12 anak yang menjalani perawatan inap di rumah sakit dengan gejala serupa.
Meski demikian, kedua pihak belum dapat memastikan apakah gejala keracunan tersebut bersumber dari menu MBG.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Karanganyar, Yopi Eko Jati Wibowo, mengatakan pihaknya menerima laporan dari bidan wilayah Popongan dan Gedongan pada Senin (6/10/2025).
“Bidan wilayah Popongan dan Gedongan melaporkan bahwa ada 168 anak yang berobat dengan gejala mules dan pusing,” ujar Yopi, Selasa (7/10/2025).
Baca juga: Diduga Keracunan Usai Santap MBG di Karanganyar, Dinkes Catat 168 Anak Keluhkan Mules dan Pusing
Sementara itu, Ketua Satgas MBG Karanganyar, Adhe Eliana, menjelaskan ada 12 siswa dari sejumlah sekolah yang dirawat intensif dengan dugaan keracunan.
Namun, ia menegaskan bahwa sumber keracunan belum bisa dipastikan.
“Kami kemarin mendapat laporan, ada 12 siswa yang dirawat di rumah sakit. Dalam proses penyediaan MBG memang ada beberapa sekolah yang terlibat,” jelasnya.
“Dari ribuan penerima, hanya 12 yang menunjukkan gejala. Ini pun masih menunggu hasil uji laboratorium. Jadi, jangan langsung memastikan bahwa keracunan disebabkan oleh menu MBG,” kata Adhe.
Ia menambahkan, berdasarkan laporan dari RSUD Karanganyar, pada Sabtu (4/10/2025) ada seorang siswa yang dirawat setelah mengalami gejala keracunan, dua hari setelah mengonsumsi menu MBG yang diduga menjadi penyebabnya.
Menurutnya, sebelum muncul gejala, siswa tersebut sempat mengikuti kegiatan lain.
“Hari Kamis mengonsumsi, lalu Sabtu baru masuk rumah sakit. Kalau secara klinis, dampak keracunan biasanya muncul dalam 12–24 jam pertama. Tapi saya cek, anak itu sempat ikut kegiatan camping, jadi ada beberapa faktor lain yang mungkin berpengaruh,” ujar Adhe. (*)
Ada 12 Pelajar di Karanganyar Dirawat di Rumah Sakit Diduga Keracunan MBG, Satgas Tunggu Hasil Lab |
![]() |
---|
Diduga Keracunan Usai Santap MBG di Karanganyar, Dinkes Catat 168 Anak Keluhkan Mules dan Pusing |
![]() |
---|
Imbas Kasus Pelajar di Karanganyar Diduga Keracunan Program MBG, SPPG Hentikan Operasional Sementara |
![]() |
---|
Kronologi Dugaan Keracunan Puluhan Siswa Usai Konsumsi MBG di Karanganyar, Langsung Dilarikan ke RS |
![]() |
---|
Diduga Gegara Santap MBG, Puluhan Pelajar di Karanganyar Alami Diare dan Muntah, 2 Masuk Rawat Inap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.