Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Makan Bergizi Gratis di Karanganyar

Dugaan Keracunan MBG di Karanganyar, SPPG Penyedia Menu Belum Miliki SLHS

Kasus dugaan keracunan MBG di Karanganyar masih diselidiki, sementara itu, SPPG yang diduga menyediakan menu disebut belum memiliki SLHS.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
TUTUP SEMENTARA. Penampakan SPPG di Karanganyar yang diduga menjadi penyebab para pelajar muntah-muntah dan diare. Ada dari siswa tersebut yang dilarikan ke rumah sakit, Selasa (7/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ratusan siswa di Karanganyar diduga mengalami keracunan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut ternyata belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mencatat, baru satu SPPG di Kabupaten Karanganyar yang telah memiliki SLHS.

Plt Kepala Dinkes Karanganyar, Yopi Eko Jati Wibowo, mengatakan SPPG yang sudah mengantongi sertifikat tersebut berada di Dusun Blembem, Desa Plesungan, Kabupaten Karanganyar.

"Baru satu dari 33 SPPG yang beroperasi di Kabupaten Karanganyar yang sudah memiliki SLHS," kata Yopi, Rabu (8/10/2025).

Yopi menambahkan, SPPG lain yang belum memiliki SLHS saat ini sedang menjalani proses pelatihan, termasuk SPPG yang diduga terlibat dalam kasus dugaan keracunan tersebut.

Ia menjelaskan, proses penerbitan SLHS telah dimulai sejak Senin (6/10/2025) dan kini tengah dipercepat.

"Saat ini sedang dilakukan percepatan proses penerbitan SLHS," ungkapnya.

Mengeluh Pusing dan Sakit Perut

Ratusan pelajar di Kabupaten Karanganyar mengeluh sakit perut dan pusing, diduga akibat keracunan makanan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sebanyak 12 pelajar di antaranya harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mencatat ada sekitar 168 anak yang mengalami gejala seperti sakit perut dan pusing.

Sementara itu, data dari Satgas MBG Karanganyar menunjukkan ada 12 anak yang menjalani perawatan inap di rumah sakit dengan gejala serupa.

Meski demikian, kedua pihak belum dapat memastikan apakah gejala keracunan tersebut bersumber dari menu MBG.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Karanganyar, Yopi Eko Jati Wibowo, mengatakan pihaknya menerima laporan dari bidan wilayah Popongan dan Gedongan pada Senin (6/10/2025).

“Bidan wilayah Popongan dan Gedongan melaporkan bahwa ada 168 anak yang berobat dengan gejala mules dan pusing,” ujar Yopi, Selasa (7/10/2025).

Baca juga: Diduga Keracunan Usai Santap MBG di Karanganyar, Dinkes Catat 168 Anak Keluhkan Mules dan Pusing

Sementara itu, Ketua Satgas MBG Karanganyar, Adhe Eliana, menjelaskan ada 12 siswa dari sejumlah sekolah yang dirawat intensif dengan dugaan keracunan.

Namun, ia menegaskan bahwa sumber keracunan belum bisa dipastikan.

“Kami kemarin mendapat laporan, ada 12 siswa yang dirawat di rumah sakit. Dalam proses penyediaan MBG memang ada beberapa sekolah yang terlibat,” jelasnya.

“Dari ribuan penerima, hanya 12 yang menunjukkan gejala. Ini pun masih menunggu hasil uji laboratorium. Jadi, jangan langsung memastikan bahwa keracunan disebabkan oleh menu MBG,” kata Adhe.

Ia menambahkan, berdasarkan laporan dari RSUD Karanganyar, pada Sabtu (4/10/2025) ada seorang siswa yang dirawat setelah mengalami gejala keracunan, dua hari setelah mengonsumsi menu MBG yang diduga menjadi penyebabnya.

Menurutnya, sebelum muncul gejala, siswa tersebut sempat mengikuti kegiatan lain.

“Hari Kamis mengonsumsi, lalu Sabtu baru masuk rumah sakit. Kalau secara klinis, dampak keracunan biasanya muncul dalam 12–24 jam pertama. Tapi saya cek, anak itu sempat ikut kegiatan camping, jadi ada beberapa faktor lain yang mungkin berpengaruh,” ujar Adhe. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved