Isu BTC Solo Tutup
Pedagang Tepis Isu Beteng Trade Center Solo Tutup Permanen: Masih Buka, tapi Tak Semua Toko
Pedagang menepis isu BTC Solo tutup. Mereka menegaskan masih berjualan walaupun tak semua toko buka.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kabar Beteng Trade Center (BTC) tutup permanen ditepis pedagang.
Kondisi BTC masih buka hingga saat ini, namun tak semua toko.
Ini dikatakan seorang pedagang BTC, Glorious Recca.
Recca mengatakan, masih banyak pedagang yang buka meski tak semua.
“Online shop untuk supply reseller masih lebih dari 100 toko yang buka. Di lantai 2 ini masih 50 persen yang buka. Sekitar 126,” ungkap Recca saat ditemui di BTC, Rabu (1/10/2025).
Ia tak memungkiri sejumlah penyewa kios memilih tak melanjutkan perpanjangan, terutama di lantai 1 dan 2.
Sekitar sebulan terakhir ini mereka tak meneruskan karena lebih memilih berjualan melalui marketplace.
“Mereka sudah punya marketplace sendiri, sudah buka offline store sendiri di luar kita juga kurang tahu. Kebanyakan punya marketplace sendiri jadi nggak melanjutkan di sini,” jelasnya.
Ia mengaku bisa mengantongi omset jutaan setiap harinya.
Baca juga: BTC dan PGS di Solo Dulu Ramai Parah, Masuk Bak Antre Naik Kapal, Kini Sepi Bak Kuburan
Menurutnya, berbisnis di BTC masih cukup menjanjikan meski tak seramai dulu.
“Yang masih buka masih jalan dan masih menjanjikan kalau menurut saya. Masih banyak reseller yang mengambil 3 karung sehari. Kalau dari saya pribadi di range 50-100 pcs per hari. Per pcs Rp 100-150 ribu,” ungkapnya.
Meski banyak yang telah beralih ke penjualan online, menurutnya masih banyak reseller yang mengandalkan pedagang di BTC.
Harga yang terjangkau dan produk yang lengkap menjadi alasan mereka tetap setia berkunjung ke pusat perbelanjaan ini.
“Sebenarnya kalau kita lihat pasar di Solo yang menawarkan menjual ecer yang miring di Beteng ini. Kita menampung banyak reseller. Biar ekonomi di Kota Solo bisa maju. Batik, kain, barang fashion tiap hari pasti update. Barang impor juga banyak,” jelasnya.
BTC sempat mengalami masa kejayaan dimana ribuan reseller mengandalkan produk-produk yang ditawarkan.
Setelah marketplace kian marak, maka penjualan di BTC semakin menurun.
“Dulu sempat booming 2016-2020 ribuan reseller banyak ke Beteng. Banyak marketplace mereka tergerus. Banyak yang terjun sendiri mengurangi reseller juga,” tuturnya. (*)
Sosok Abah Lala, Penyanyi Asal Boyolali Turut Mengecam Kasus Penganiayaan Pemain Ketipung di Klaten |
![]() |
---|
Dirikan Istana dari Butiran Emas, Perjuangan Gadis Buruh Pabrik Sukoharjo Sandaran Hidup Keluarga |
![]() |
---|
13 Sekolah Rakyat Telah Beroperasi di Jateng, Digadang-gadang Bakal Putus Rantai Kemiskinan |
![]() |
---|
Detik-detik Emak-emak di Sragen Siram Polisi dengan BBM: Tidak Terima Disebut ODGJ |
![]() |
---|
Fokus Infrastruktur, Pemprov Jateng Terus Kebut Perbaikan Jalan pada 2025 Agar Cepat Rampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.