Umbul Kemanten Klaten
Mitos Umbul Kemanten di Klaten, dari Pengantin yang Hilang hingga Kutukan Raja yang Abadi
Air jernih yang mengalir di Umbul Kemanten, Desa Sidowayah, Polanharjo, Klaten, menyimpan cerita yang tak kalah deras dari gemericiknya.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Air jernih yang mengalir di Umbul Kemanten, Desa Sidowayah, Polanharjo, Klaten, menyimpan cerita yang tak kalah deras dari gemericiknya.
Di balik kejernihan sumber mata air itu, ada mitos yang terus diwariskan dari generasi ke generasi: kisah pengantin yang hilang tanpa jejak, dan sumpil buntung yang dipercaya akibat kutukan raja.

Koordinator Lapangan BUMDes Sinergi Desa Sidowayah bagian Umbul Kemanten, Alwan Nugroho, menyebut ada dua versi legenda yang hidup di masyarakat sekitar.
“Umbul Kemanten sendiri kebetulan ada dua cerita rakyat, yang diceritakan secara turun-temurun dari nenek moyang kami sebelumnya,” ungkap Alwan kepada TribunSolo.
Hilangnya Sepasang Pengantin
Versi pertama bercerita tentang sepasang calon pengantin yang nekat bertemu di masa pingitan.
Mereka memilih Umbul Kemanten sebagai tempat rahasia untuk melepas rindu.
Namun, pertemuan itu justru menjadi akhir dari kisah mereka.
“Ketika sang calon pengantin laki-laki itu melihat atau mencari sang calon pengantin (perempuan) yang ada di belakang, yang jalan di belakangnya itu tidak ketemu-ketemu,” jelas Alwan.
Baca juga: Wisata Air Alami dan Sejuk di Klaten, Umbul Kemanten yang Tiket Masuknya Murah, Buka Jam 5 Pagi
Hal serupa dialami mempelai perempuan.
“Pun sebaliknya, ketika sang calon pengantin perempuan itu mencari sang calon pengantin laki-laki yang jalan di depannya itu juga tidak ketemu,” lanjutnya.
Sejak saat itu, masyarakat percaya keduanya hilang ditelan Umbul Kemanten, dan tak pernah kembali.
Kutukan Sumpil Buntung
Legenda lain yang tak kalah menarik adalah kisah sumpil buntung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.