Museum Keris Brojobuwono
Di Balik Museum Keris Brojobuwono Karanganyar : Ada Kisah Basuki Teguh Yuwono Menjaga Pusaka Bangsa
Di saat banyak museum atau objek wisata budaya bergelut dengan harga tiket, Basuki memilih jalan berbeda.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Hanang Yuwono
Ia memulainya dari sebuah keinginan sederhana, menghimpun, mempelajari, dan menjaga eksistensi keris. Dua dekade kemudian, tepatnya tahun 2012, lahirlah Museum Keris Brojobuwono secara resmi.
"Padepokan Brojobuwono ini didirikan oleh beliau tahun 1993, dan museum secara ini secara resmi didirikan pada tahun 2012," lanjut Dika.

Bukan Komersial, Tapi Edukasi dan Pelurusan Mitos
Di saat banyak museum atau objek wisata budaya bergelut dengan harga tiket, Basuki memilih jalan berbeda.
Padepokan dan museum ini dibuka gratis, tanpa pungutan sepeser pun.
"Tujuan pendirian museum adalah sebagai sarana edukasi tentang keris dan senjata tradisional, serta meluruskan mitos negatif seputar keris di masyarakat," jelas Dika.
Museum ini tidak sekadar menampilkan keris dalam vitrin kaca. Ia juga menjadi ruang pembelajaran, diskusi, dan bahkan perenungan.
Mitos-mitos yang selama ini melekat pada keris, mistis, seram, menakutkan, dihadirkan kembali dalam konteks sejarah, estetika, dan nilai filosofis.
"Tujuan Basuki Teguh Yuwono mendirikan padepokan dan museum keris Brojobuwono ini hanya semata untuk sarana edukasi budaya ke masyarakat," ujar Dika.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.