Pro Kontra Go-Jek di Solo, Pimpinan Pusat Go-Jek Diminta Turun Tangan
Konflik ojek online, Go-Jek dengan sopir taksi, tukang becak maupun ojek pangkalan di Solo belum juga menemui titik terang.
Penulis: Facundo Crysnha Pradipha | Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Konflik ojek online, Go-Jek dengan sopir taksi, tukang becak maupun ojek pangkalan di Solo belum juga menemui titik terang.
Pasalnya perwakilan Go-Jek di Solo Raya tidak dapat memberikan keputusan dalam mediasi yang diadakan pada Kamis (16/3/2017) siang di Mapolresta Solo.
Manajemen Go-Jek Solo Raya mengaku akan berkoordinasi dengan manajemen pusat terlebih dahulu.
Kapolresta Surakarta, AKBP Ribut Hari Wibowo, menginginkan adanya pertemuan lanjutan pada pekan depan.
"Tapi sekali-kali biar dari pihak Go-Jek yang menyelenggarakan, bebas tempatnya, saya tunggu undangannya," ucapnya.
Kapolres berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta dan manajemen Go-Jek menyiapkan materi diskusi yang akan dibahas pada audiensi selanjutnya.
Materi tersebut antara lain kajian mengenai batas-batas pengoperasian angkutan konvensional maupun online.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Bakharuddin Muhammad Syah, meminta kedua pihak untuk mematuhi arahan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo hingga adanya solusi.
"Go-Jek sementara hanya melayani Go-Food saja dan angkutan konvensional tetap seperti biasa," terangnya.
Mediasi yang digelar di Mapolresta merupakan tindaklanjut dari terjadinya konflik Go-Jek dengan sopir taksi, Rabu (15/3/2017) kemarin.
Gesekan antara Go-Jek dengan sopir taksi terjadi di dua kawasan yakni di sekitar Stasiun Purwosari dan di depan Balai Kota Solo. (*)