Bank Indonesia Optimalkan Sektor UMKM untuk Kendalikan Inflasi
"Sejak tahun 2014 pengembangan program pengendalian inflasi dalam bentuk klaster difokuskan pada komoditas ketahanan pangan," tambahnya.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berupaya mengoptimalkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengendalikan inflasi di dalam negeri.
Hal itu diungkapkan Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Yoga Affandi, saat menjadi pembicara di pelatihan wartawan daerah Bank Indonesia 2017, Senin (20/11/2017) siang di Jakarta.
"Terkait dengan sasaran pencapaian inflasi, salah satu strategi kebijakan yang dilakukan oleh BI adalah mengembangkan UMKM," kata Yoga.
Dirinya mengatakan, bahwa pengembangan tersebut ada kaitannya dengan peningkatan kapasitas UMKM.
Baca: Besok Polisi Akan Periksa Setya Novanto di KPK Terkait Kasus Fortuner Tabrak Tiang Listrik
Salah satunya peningkatan produktivitas melalui penguatan dan optimalisasi program pengendalian inflasi dalam bentuk klaster dengan fokus pada komoditas penyumbang inflasi, yaitu volatile foods.
"Sejak tahun 2014 pengembangan program pengendalian inflasi dalam bentuk klaster difokuskan pada komoditas ketahanan pangan," tambahnya.
Fokus pada komoditas berorientasi ekspor dan komoditas sumber tekanan inflasi atau 'volatile foods' yaitu komoditas pokok yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap terjadinya inflasi.
Salah satu tujuannya adalah meningkatkan kapasitas UMKM untuk memperkecil 'gap' antara 'supply' dan 'demand' sehingga meminimalisasi tekanan harga yang mendorong inflasi.
Sedangkan dampak program klaster BI adalah mampu meningkatkan kinerja usaha tani, meningkatkan pendapatan rata-rata pelaku usaha tani, dan berkembangnya aspek kelembagaan pelaku usaha tani.
Selain itu juga meningkatkan akses petani terhadap informasi dan pasar output.
Serta peningkatan daya tawar petani dengan bertambahnya puluhan pasar output bagi petani.
Pembentukan klaster tersebut juga dapat meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku usaha tani.(*)
