Saat Ini Baru Satu Kartu, Dishub Solo Janjikan Mesin E-Parkir Bisa Diakses untuk Semua Kartu
"Agar transaksi bisa lebih maksimal, sistemnya seperti ATM bersama tetapi kami inginnya tanpa charge," ungkap Hari.
Penulis: Facundo Crysnha Pradipha | Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo bakal mengadakan penyempurnaan terhadap mesin parkir elektronik atau e-parkir di Solo.
Saat ini jumlah mesin e-parkir bertambah tujuh unit, jadi total sembilan unit di koridor Jl Gatot Subroto lima unit dan koridor Jl Dr Radjiman empat unit.
Namun, dari kesekian jumlah tersebut, masih terdapat kekurangannya.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno, ditemui usai peluncuran penambahan mesin e-parkir di koridor Jl Dr Radjiman Singosaren Plaza, Jumat (9/3/2018) pagi.
Baca: Dishub Solo Tambah Mesin E-Parkir di Kawasan Singosaren
Hari menganggap, mesin e-parkir yang ada saat ini masih belum bisa menerima semua kartu transaksi parkir.
"Saat ini hanya ada mesin dengan satu kartu dari BRI, dengan kartu BRIZZI," jelasnya kepada TribunSolo.com
Dia mengutarakan, masyarakat sementara harus menggunakan kartu BRIZZI untuk bertransaksi di mesin e-parkie yang tersedia.
Ke depan, pihaknya ingin memfasilitasi agar mesin e-parkir dapat diakaes semua kartu.
"Agar transaksi bisa lebih maksimal, sistemnya seperti ATM bersama tetapi kami inginnya tanpa charge," ungkap Hari.
Baca: Berhasil Luluhkan Hati Si Cantik Bae Suzy, Ini 4 Fakta Menarik tentang Lee Dong Wook
Untuk besaran tarif parkir, Hari mengatakan untuk roda dua sebesar Rp 1.500 per jam, sedangkan roda empat Rp 2.000 per jam dan berlaku tarif progressif tanpa batas.
Kasi Parkir Umum dan Khusus Dishub Solo, Henry Satya, mengatakan, saat ini merupakan masa sosialisasi masyarakat.
Di antaranya, apabila masyarakat saat ini tak punya kartu e-parkir, mekanismemya petugas parkir setempat yang menggesekkan kartunya ke mesin e-parkir tersebut.
Sedangkan, masyarakat cukup menggantinya dengan pembayaran secara tunai.
"Seperti saat e-tol dulu, awalnya yang belum punya kartunya bisa digesekkan petugas di tol dan masyarakat cukup membayar tunai, dan lambat laun dipaksakan e-tol."
"Ada edukasi berjangka," ungkapnya. (*)