Beras Hitam Rekayasa UNS Solo Masuki Generasi Kelima

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sejak awal 2017, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengembangkan varietas beras hitam yang dalam prosesnya menggunakan iradiasi nuklir untuk memperpendek masa tanam.

Selain masa tanam lebih pendek, verietas beras hitam yang dikembangkan UNS tersebut aman untuk penderita diabetes namun tetap pulen dan wangi.

"Pada awal pengembangan itu masa tanam 6 bulan dan tinggi tanamannya lebih dari 50 cm, di generasi kelima ini sekarang sudah berkurang masa tanamnya 3 minggu dan hanya berukuran 30an cm," kata Ketua Tim Pengembang Beras Hitam UNS, Sutarno saat the 2nd International Conference on Food Science and Engineering (ICFSE) 2018 di Solo Paragon Hotel and Residence, Selasa (25/9/2018).

Dengan demikian, lanjutnya, tanaman padi hitam akan lebih tahan jika terkena angin kencang sebelum masa panen.

• Pakar Pangan 7 Negara Kumpul di Solo Bahas Tantangan Pangan

Menurutnya, beras jenis ini aman untuk penderita diabetes, memiliki antioksidan tinggi, dan rasa yang lebih enak ketimbang jenis yang beredar di pasaran.

Beras hitam sendiri dikenal banyak memiliki manfaat, salah satunya tinggi kandungan antosianin.

Antosianin bagi tubuh berfungsi sebagai antioksidan dan antikolesterol.

Dalam beras hitam, kandungan antosianin mencapai 200-400 miligram per 100 gram.

• Menpora Stop Kompetisi Liga 1 Indonesia Selama Dua Pekan

“Kandungan ini bahkan lebih tinggi dibandingkan beras merah atau beras biasa,” katanya.

Selain itu, beras hitam juga mengandung zat besi yang jumlahnya tiga kali lipat dibanding dengan zat besi dalam beras putih.

Kandungan ini, menurutnya sangat potensial untuk menangani defisiensi zat besi yang banyak terjadi di negara berkembang.

Kandungan lain yang terdapat dalam beras hitam, di antaranya: serat, vitamin E, dan kadar gula yang rendah.

Di samping kaya nutrisi, nasi yang berasal dari beras hitam lebih enak dan sangat pulen jika dibanding dengan beras putih. (*)