Pakar Pangan 7 Negara Kumpul di Solo Bahas Tantangan Pangan

Pertumbuhan yang tinggi tersebut kemudian memicu kajian mengenai daya dukung alam dan sejumlah masalah lainnya

Penulis: Imam Saputro | Editor: Putradi Pamungkas
TRIBUNSOLO.COM/IMAM SAPUTRO
The 2nd International Conference on Food Science and Engineering (ICFSE) 2018. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pakar pangan dari 7 negara berkumpul di Solo dalam the 2nd International Conference on Food Science and Engineering (ICFSE) 2018 untuk membahas persoalan pangan dan rekayasa teknologi pangan, Selasa-Rabu (25-26/9/2018).

Mereka yakni Jinap Selamat dari Universiti Putra Malaysia, Senay Simsek dari North Dakota State University USA, Koen Dewettinck dari Ghent University Belgium.

Kemudian Jirawat Yongsawatdigul dari Suranaree University of Technology Thailand, Sastia Prama Putri dari Osaka University Japan, dan Jung Samooel dari Chungnam National University Korea.

"Ini adalah forum bersama para ahli di bidangnya untuk membahas berbagai hal mengenai pangan," kata Ketua Panitia ICFSE 2018, Danar Praseptiangga, Selasa (25/9/2018).

Korban Tewas Bus Masuk Jurang di Magetan Bertambah Satu Orang

Ia menyebut dari data estimasi yang dirilis PBB tentang pertumbuhan populasi dunia, pada tahun 2050 bisa mencapai 9.7 miliar jiwa.

Pertumbuhan yang tinggi tersebut kemudian memicu kajian mengenai daya dukung alam dan sejumlah masalah lainnya.

"Apalagi masih ada data yang menyebutkan 1 dari 9 orang di dunia kurang gizi," kata dia.

Oleh karena itu, ilmu pangan dan rekayasa proses terlibat dalam semua tantangan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.

"Di forum ini diharapkan para ahli menemukan konsep baru untuk menjaga pasokan pangan dunia melalui penelitian inovatif di bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa pengolahan pangan," ujarnya.

Soimah Berduka, Juri Dangdut Academy Asia, Pak Ngah, Meninggal Dunia

Ia memberikan contoh saat ini UNS Solo tengah mengembangkan beras hitam yang kaya gizi dan bisa dikonsumsi penderita diabetes dengan aman.

"Jadi beras hitam tersebut bisa mengatasi masalah gizi, belum lagi dari pakar lain yang akan berdiskusi sampai besok," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved