Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Waduk Gajah Mungkur Tidak Bisa Alirkan Air ke Bengawan Solo, Solo Andalkan Sumur Air Dalam

PDAM Solo terpaksa menghentikan operasional IPA Jurug dan Jebres karena air bakunya tercemar parah, Senin (29/10/2018)

Penulis: Imam Saputro | Editor: Putradi Pamungkas
Foto humas PDAM
Salat minta hujan di PDAM Solo, Rabu (31/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Permintaan Pemerintah Kota Solo terkait gelontoran air dari Waduk Gajah Mungkur untuk mengurangi pencemaran di Bengawan Solo tak terkabul.

"Dari PJT tidak bisa, karena debit disana juga kecil, maka ya saat ini mengoptimalkan sumur air dalam untuk pasokan air ke warga," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Rabu (31/10/2018).

"Dari sumur air dalam kira-kira bisa menolong 20%, dan juga terus drop air bersih lewat tangki," imbuh dia.

Ia menyatakan solusi selain gelontoran air dari Gajah Mungkur adalah menunggu datangnya hujan lebat agar pencemaran di Bengawan Solo bisa hilang.

Mantan Rekan Duetnya Telah Menikah, Dita Anggraeni Mey Chan : Queen Maia Estianty

"Kemarin dari PDAM juga sudah salat minta hujan, yang agama lain juga sudah doa minta agar hujan," kata dia.

PDAM Solo terpaksa menghentikan operasional IPA Jurug dan Jebres karena air bakunya tercemar parah, Senin (29/10/2018).

"Terpaksa distop dulu, karena sudah parah pencemarannya," kata Humas PDAM, Bayu Tunggul.

Bayu mengatakan IPA Jurug melayani pelanggan di Solo timur.

Berkah Job Fair di Mal Solo Square Raih Animo Positif dari Masyarakat

"Seperti di Kelurahan Mojosongo, Ngoresan, Jebres, Pucangsawit, Jagalan, kira-kira 12 ribu pelanggan kami terpaksa stop dulu pasokan airnya," terang Bayu.

Menurut Bayu, IPA Jurug mengandalkan air Bengawan Solo sebagai bahan baku air bersih.

Dan saat ini Bengawan Solo itu mengalami pencemaran berat.

"Peralatan kami tidak mampu mengolahnya," katanya.

Bertahun Diet, Presenter Kemal Mochtar Perlihatkan Perubahan Tubuhnya hingga Bikin Pangling

Diduga, pencemaran tersebut berasal dari limbah industri.

"Bau dan warnanya sangat pekat, darimana dan apa masih belum kami ketahui secara pasti," kata Bayu.

Pihaknya juga belum mengetahui secara pasti kapan IPA Jurug bisa mendapatkan air baku yang layak.

"Nunggu hujan deras atau nunggu air dari Bendungan Gajah Mungkur, belum tahu sampai kapan," kata dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved