Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral Bajaj di Solo

Ratusan Tukang Becak Solo Tolak Kehadiran Bajaj : Masalah Bentor Saja Belum Kelar!

Mereka khawatir kehadiran kendaraan roda tiga tersebut akan menggusur becak kayuh yang selama ini menjadi ikon budaya transportasi lokal.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Putradi Pamungkas
TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin
TOLAK BAJAJ - Sejumlah tukang becak saat ditemui di depan Benteng Vastenburg, Kamis (9/10/2025). Ratusan tukang becak yang tergabung dalam Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) menyatakan penolakan terhadap operasional Bajaj Maxride di Kota Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ratusan tukang becak yang tergabung dalam Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) menyatakan penolakan terhadap operasional Bajaj Maxride di Kota Solo.

Mereka khawatir kehadiran kendaraan roda tiga tersebut akan menggusur becak kayuh yang selama ini menjadi ikon budaya transportasi lokal.

Koordinator FKKB, Sari Wahyuni Puji Astuti, menyampaikan bahwa Bajaj Maxride dinilai menambah beban persaingan yang belum selesai, terutama dengan keberadaan bentor (becak motor) yang juga masih menjadi polemik.

“Bajaj ini teman-teman menolak. Mohon penegasan untuk bentor juga. Bentor belum terselesaikan, ini tambah bajaj. Karena tarifnya murah, untuk satu angkutan bisa membawa tiga orang. Persaingan juga,” tuturnya saat ditemui di Benteng Vastenburg, Kamis (9/10/2025).

BAJAJ DI SOLO - Viral Bajaj Maxride mulai beroperasi di jalanan Kota Solo, Rabu (8/10/2025). Diketahui ternyata Transum tersebut merupakan keluaran dari aplikator bernama Maxride yang baru ada di dua kota di Jawa Tengah (Jateng) yakni Semarang dan Solo.
BAJAJ DI SOLO - Viral Bajaj Maxride mulai beroperasi di jalanan Kota Solo, Rabu (8/10/2025). Diketahui ternyata Transum tersebut merupakan keluaran dari aplikator bernama Maxride yang baru ada di dua kota di Jawa Tengah (Jateng) yakni Semarang dan Solo. (TribunSolo.com/ Andreas Chris)

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com melalui aplikasi, tarif Bajaj Maxride dari Balai Kota Solo ke Pasar Klewer dipatok Rp 8.000.

Sementara itu, tarif becak untuk rute serupa berkisar Rp 15.000.

Sari menyebutkan bahwa penolakan terhadap Bajaj Maxride datang dari hampir seluruh pangkalan becak di Solo.

Saat ini, diperkirakan terdapat sekitar 500 tukang becak yang masih aktif beroperasi di kota tersebut.

“Ini nanti kita coba audiensi ke Mas Wali dan Dishub. Kalau tidak ada perubahan, kita bicarakan lebih lanjut. Di Solo kurang lebih 500-an,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa becak kayuh perlu dipertahankan sebagai bagian dari sejarah transportasi di Solo.

FKKB juga menolak opsi kemitraan dengan Bajaj Maxride.

“Intinya gimana caranya menolak bajaj. Nggak mau (bermitra). Tetap kita mau konsisten untuk becak manual di Solo. Perlu karena itu sejarah alat transportasi yang ada di Solo,” tutur Sari.

Penolakan juga disampaikan oleh tukang becak lainnya, Sigit Raharjo.

Ia khawatir Bajaj Maxride akan semakin banyak dan mulai mangkal di pinggir jalan jika tidak segera ditertibkan.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved