Merasa Dirugikan atas Proyek Pembangunan KA Bandara Adi Sumarmo Solo, Warga Minta Kompensasi
Merasa dirugikan, warga Kampung Bayan, RT 1/ RW 7 Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, meminta sejumlah kompensasi kepada pihak pembangunan KA Bandara
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Merasa dirugikan, warga Kampung Bayan, RT 1/ RW 7 Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, meminta sejumlah kompensasi kepada pihak proyek pembangunan KA Bandara Adi Soemarmo Solo, Senin (5/11/2018) siang.
Kompensasi tersebut diminta karena warga menganggap proyek tersebut memberi dampak gangguan kesehatan dan ekonomi warga setempat.
Beberapa spanduk dan poster bernada protes mulai terpasang.
Spanduk tersebut bertuliskan "Raono Kesepakatan Minggato, Kami Menolak Keras Lingkungan kami Dikotori, Pikirkan Dampak Proyek, Pikirkan Warga".
Warga awalnya hanya meminta pihak proyek untuk berdialog dengan warga terkait penyiraman jalan dan debu yang menganggu warga.
Selain itu, warga juga menyayangkan, dari pembangunan tersebut telah berdampak kepada seorang balita yang mengidap ISPA karena menghirup debu pembangunan tersebut.
• Tak Tahan Debu Akibat Proyek KA Bandara Adi Soemarmo Solo, Warga Pasang Spanduk Penolakan
Usia balita baru 3 bulan, dan cukup rawan terhadap penyakit.
"Saat diskusi dengan pihak proyek, mereka akan memberikan kompensasi sebesar Rp 30 juta untuk 38 KK," kata salah satu warga, Mulyono Senin (5/11/2018) siang.
Namun, warga menolak kompensasi tersebut.
"Ya karena itu terlalu kecil untuk kerugian yang telah dilakukan pihak proyek selama 1 tahun terhadap warga di sini," katanya.
Warga sendiri meminta kompensasi debu per KK sebesar Rp 10 juta sedangkan kerugian ekonomi sebesar Rp 15 jt.
Total permintaan per KK dari warga yakni Rp 25 juta.
Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, warga menyatakan siap turun dan akan melakukan aksi lebih besar. (*)