Kementerian Pertanian RI: Jagung Langka dan Mahal di Jawa Tengah karena Panjangnya Rantai Distribusi
Kenapa harus didatangkan dari sana, karena di daerah Jawa saat ini belum panen raya, membuat komoditas jagung pakan ternak sedikit.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) menyebutkan mahalnya harga jagung pakan ternak yang melebihi Harga Produksi Pokok (HPP) dikarenakan panjangnya jalur distribusi yang ada.
"Jadi saat ini jagung pakan ternak untuk Jawa khususnya banyak dipasok dari Indonesia Timur antara lain Sumbawa dan Gorontalo, karena di daerah tersebut saat ini sudah panen raya, makanya ketersediaan berlimpah," katanya kepada Tribunsolo.com, Senin (12/11/2018).
Kenapa harus didatangkan dari sana, karena di daerah Jawa saat ini belum panen raya, membuat komoditas jagung pakan ternak sedikit.
• Bawaslu Sukoharjo dan Panwascam Kartasura Copoti Ratusan Alat Peraga Kampanye di Kartasura
Sementara kebutuhan Jagung bagi pakan ternak di Jawa ini paling tinggi se Indonesia, karena memang sentra Peternakan ayam itu ada Jawa.
"Untuk Jawa Tengah sentranya ada di kendal, sedangkan Soloraya tersebar di beberapa titik," imbuhnya.
Lantas, lanjutnya, mendatangkan jagung pakan ternak dari Indonesia Timur ini tidak sederhana, dan tentunya membutuhkan biaya lagi.
"Itulah mengapa harga jagung pakan ternak di Pasaran Jawa Tengah Khususnya menjadi mahal," katanya.
Di mana seharusnya sesuai Harga Produksi Pokok (HPP) Rp 4000, di pasaran terpantau Rp 5000 per kilogramnya.
Maka dari itu, adanya kondisi tersebut, Kementan melakukan langkah penyaluran jagung untuk pakan ternak bagi peternak layer.
• Langka Pakan Ternak, Kementrian Pertanian Distribusikan Jagung ke Peternak di Soloraya
Salah satunya bagi peternak ayam Soloraya, khususnya Kabupaten Klaten yang menerima penggelontoran jagung pakan ternak 50 ribu ton.
Bertujuan memotong jalur distribusi yang selama ini mengakibatkan kelangkaan pakan ternak, dan harga di atas HPP.
Upaya lainnya juga membuka kran impor jagung sebanyak 100 ribu ton hingga akhir 2018, untuk menjaga kebutuhan para peternak mandiri di dalam negeri.
"Upaya penyaluran serta pembukaan kran impor ini dilakukan sampai dengan Desember 2018, karena prediksi Januari, Februari, dan Maret 2018 Jawa sudah panen raya jagung," katanya.
Sehingga ketika kebutuhan jagung pakan ternak peternak layer sudah terpenuhi, maka kran impor jagung akan dihentikan. (*)