Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Bakmi Jowo Mbah Mangoen, Rekomendasi Kuliner Enak di Solo dengan Nuansa Tempo Dulu

Salah satu rekomendasi bakmi Jowo yang wajib dikunjungi wisatawan di Solo adalah Bakmi Djowo Koeno dan Ayam Goreng Kampoeng Mbah Mangoen.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
INSTAGRAM/mbahmangoen.soc
KULINER SOLO - Seporsi bakmi godog di Bakmi Djowo Koeno dan Ayam Goreng Kampoeng Mbah Mangoen Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Begini sejarah Bakmi Djowo Koeno dan Ayam Goreng Kampoeng Mbah Mangoen yang masuk dalam rekomendasi kuliner Solo. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kota Solo, Jawa Tengah, dikenal sebagai surganya kuliner Bakmi Jowo.

Salah satu rekomendasi bakmi Jowo yang wajib dikunjungi wisatawan di Solo adalah Bakmi Djowo Koeno dan Ayam Goreng Kampoeng Mbah Mangoen.

Lokasinya ada di Jalan Kenanga No.23, Badran, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Baca juga: Sejarah Beras Rojolele Delanggu Klaten: Namanya dari Paku Buwono II, Tak Ada Kaitan dengan Ikan Lele

Atau hanya berjarak 500 meter saja dari Jalan Slamet Riyadi.

Joglo, Salam “Sugeng Rawuh”, dan Sentuhan Masa Lalu

Begitu memasuki area rumah makan yang berdiri sejak 23 Maret 2017 ini, pengunjung akan langsung merasakan atmosfer khas tempo dulu.

Bangunan kayu berbentuk joglo langsung menyambut, memberikan nuansa hangat dan nostalgia seperti berada di rumah kakek-nenek di kampung.

Tak hanya bangunan, para pegawai menyambut tamu dengan sapaan khusus.

Baca juga: Sejarah Cabuk Rambak, Kuliner Legendaris dari Kreatifitas Warga Solo Manfaatkan Bahan Sederhana

Satu per satu pelayan menyapa pengunjung dengan "Sugeng Rawuh", ungkapan selamat datang dalam bahasa Jawa yang diucapkan serempak dan penuh keramahan.

Sapaan ini bukan basa-basi, tapi simbol penghormatan kepada tamu yang datang, sebagaimana budaya Jawa menjunjung tinggi sikap andhap asor (rendah hati) dan ngajeni (menghargai).

Cita Rasa Tradisi: Tanpa MSG, Tanpa Kompor

Menu andalan di sini tentu saja bakmi godog, sebuah hidangan mie rebus khas Jawa yang dimasak dengan penuh kesabaran dan cinta.

Namun yang membuatnya istimewa bukan hanya rasanya yang gurih menggoda, melainkan cara memasaknya.

Semua makanan dimasak menggunakan bahan rempah alami tanpa MSG dan dipanaskan dengan bara arang, bukan kompor gas.

Baca juga: Sejarah Tempe Gembus, Kuliner Legendaris Solo Raya yang Pernah jadi Penyelamat saat Krisis Pangan

Menurut sang pemilik, Radifan Wisnu Fadhlillah, resep yang digunakan adalah warisan turun-temurun dari sang buyut, menjadikan rumah makan ini sebagai penerus kuliner keluarga selama empat generasi.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved