Kasus DBD di Sukoharjo Menurun Selama 3 Tahun, Dinas Kesehatan Imbau Warga Tetap Waspada
DKK Sukoharjo menerbitkan surat edaran untuk 12 kecamatan di Sukoharjo perihal peningkatan kewaspadaan DBD dan Chikungunya.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo menerbitkan surat edaran untuk 12 Kecamatan di Sukoharjo perihal kewaspadaan peningkatan potensi demam berdarah dengue (DBD) dan Chikungunya.
Surat edaran tersebut beris data kasus DBD di Kabupaten Sukoharjo selama tiga tahun terakhir dari tahun 2016 hingga tahun 2018.
Dari data tersebut terdapat penurunan jumlah kasus dan jumlah kematian selama tiga tahun terakhir di Kabupaten Sukoharjo.
Kepala Seksi Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Sukoharjo, Dwi Purnomo, mengatakan surat edaran tersebut diterbitkan pada Senin (22/1/2019).
• Cegah Demam Berdarah, Ganjar Pranowo Minta Sekolah-sekolah di Jawa Tengah Bersihkan Genangan Air
Meskipun di Kabupaten Sukoharjo, data kasus DBD dan Chikungunya menurun, namun di tingkat provinsi di beberapa kota cenderung terjadi peningkatan.
"Jumlah kasus penyakit DBD di wilayah Jateng meningkat apalagi saat ini memasuki musim penghujan yang berpotensi nyamuk AedesAaegypti berkembang biak lebih cepat," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (27/1/2019).
Oleh karena itu PLT Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, melalui surat edaran tersebut meminta agar Camat se-Kabupaten Sukoharjo meningkatkan gerakan serempak PSN (Pembersihan Sarang Nyamuk) dan PJB (Pemantau Jentik Berkala).
Gerakan serempak PSN dan PJB diharapkan dapat melibatkan seluruh komponen potensial yang ada dengan sasaran kegiatan.
• Peran Jumantik di Solo Dinilai Mampu Tekan Kasus DBD
Sasaran kegiatan mencangkup lingkungan pemukiman , lingkungan pondok pesantren atau asrama, lingkungan sekolah atau perkantoran, dan lingkungan industri.
Hal ini untuk menekan jumlah kasus DBD di Kabupaten Sukoharjo, agar tidak meningkat kembali.
Menurut data DKK Sukoharjo di tahun 2016 jumlah kasus DBD terjadi sebanyak 558 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 13 orang.
Dari data tahun 2016 tersebut Kecamatan Kartasura tercatat memiliki kasus terbanyak DBD dengan 116 kasus, kemudian Kecamatan Grogol dengan 99 kasus.
• Angka Kasus DBD di Kota Solo Menurun, Awal 2019 Masih Nihil
Sementara korban yang meninggal karena kasus DBD paling banyak di Kecamatan Polokarto dan Baki yang masing-masing ada 3 orang meninggal karena kasus DBD.
Pada tahun 2017 jumlah kasus menurun menjadi 115 kasus dan merenggut nyawa 2 orang.
Kasus paling banyak terjadi di Kecamatan Grogol dengan 31 kasus, kemudian di kecamatan Mojolaban dengan 19 kasus dan 2 orang meninggal.
Di tahun 2018 jumlah kasus menurun drastis yang tercatat ada 35 kasus dan tidak merebut korban jiwa. (*)