Pilpres 2019
Soal Kampanye Hitam di Karawang yang Sasar Jokowi, Luhut: Karena Kepanikan Ya Fitnah Terus
Luhut Binsar Pandjaitan menilai kampanye hitam 'Jika Jokowi Terpilih Lagi, Tidak Ada Lagi Azan' di Karawang sebagai bentuk kepanikan.
Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Asep Abdullah Rowi
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Luhut Binsar Pandjaitan menilai kampanye hitam 'Jika Jokowi Terpilih Lagi, Tidak Ada Lagi Azan' di Karawang sebagai bentuk kepanikan dari tim pendukung capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno (Prabowo-Sandi).
"Ya ngarang itu, fitnah-fitnah lagi gitu aja!," terang Luhut sebagai Ketua Dewan Pembina Bravo 5 usai deklarasi dan pelantikan pengurus Bravo 5 Solo Raya untuk mendukung capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf di gedung Bathari, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Senin (25/2/2019).
Menurut Luhut yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu menjelaskan, bahwa video yang viral tentang 'Jika Jokowi Terpilih Lagi, Tidak Ada Lagi Azan' di Karawang adalah bentuk kepanikan pendukung Prabowo-Sandi.
"Ya fitnah karena kepanikan, ya jadinya fitnah terus," kata dia.
• Ditanya soal 3 Sosok Wanita yang Kampanye Hitam di Karawang, Ini Jawaban Tim BPN Prabowo-Sandi
Dia menjelaskan, seharusnya orang-orang yang menebar fitnah tersebut belajar langsung dari sosok ibunda Jokowi, Sudjiatmi Notomiharjo sebagai muslim yang baik.
"Tadi lihatlah Bu Noto (Sudjiatmi Notomiharjo), itu kan seorang Muslim yang baik, anda lihat penampilan beliau," jelasnya.
"Tapi -biar ajalah kita tidak terlalu pusing," tuturnya menegaskan.
Dia juga meminta media untuk adil memberitakan yang benar, termasuk bentuk kampanye hitam yang terjadi Karawang sehingga videonya viral.
• BEM dan Ormawa Politeknik Indonusa Surakarta Periode 2018/2019 Dilantik
"Itu kan gak bagus, kalau kita tidak pernah melakukan seperti itu," ucapnya.
"Tidak ada fitnah-fitnah dari kubu kami," ungkap dia menekankan.
Dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com, video tersebut viral setelah salah satunya diunggah akun Instagram indozone.id.
Dalam video tersebut tampak dua perempuan yang tengah berbicara kepada salah seorang penghuni rumah dalam bahasa Sunda. Diduga hal itu untuk memengaruhi warga agar tidak memilih Jokowi pada Pilpres mendatang.
• Pengamat Ray Rangkuti Sebut Doa Neno Warisman Berpotensi Memecah Belah Bangsa
"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tiyung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin (Tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang make kerudung. Perempuan sama perempuan boleh menikah, laki-laki sama laki-laki boleh menikah," kata wanita dalam video tersebut.
Video itu diduga dibuat dan diunggah akun @citrawida5 pada 13 Februari 2019.