Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Said Didu Sebut Peran Mahasiswa Kini Justru Digantikan Emak-emak

Said Didu mengungkapkan keprihatinannya mengenai banyaknya emak-emak yang lebih aktif ketimbang mahasiswa.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Mantan Sekretaris Kementrian BUMN, Said Didu, mengungkapkan keprihatinannya mengenai banyaknya emak-emak yang lebih aktif ketimbang mahasiswa.

Hal tersebut ia sampaikan saat memberi materi dalam acara talkshow bertema 'Merawat Nurani dan Akal Sehat Menuju indonesia Adil Makmur.

Yang diadakan di Posko Relawan Komunitas Masyarakat Santri (KOMAS) di Joglo Dakwah Sakinah, Ngruki, Grogol, Sukoharjo, Jateng, Kamis (28/2/2019).

Dalam materinya, Didu menyampaikan keresahan yang menurutnya sudah mulai masuk dalam rumah tangga.

Kini KAI Access Layani Tiket KA Lokal, Berikut Daftar KA Lokal Relasi Solo yang Bisa Diakses

"Sekarang yang keluar itu bukan mahasiswa, tapi kok emak-emak."

"Padahal pada tahun 1998 yang sering keluar itu adalah mahasiswa," katanya.

Ia menilai, masyarakat saat ini dididik dengan kebohongan.

Sebagai jaminan atas ucapannya itu, Said Didu mengaku siap membongkar kebohongan yang dimaksud.

Said Didu Singgung Jejak Esemka saat Kunjungi Solo, Rocky Gerung Malah Komentari soal Persahabatan

"Spesialisasi saya membongkar kebohongan, karena saya gundah, melihat bangsaku yang sedang gawat," tegas dia.

Said Didu lantas menjelaskan soal konsep kebohongan yang ia tuding dilakukan pemerintah saat ini.

Seperti masalah kohesivitas sosial yang dihancurkan.

Dia menganggap seorang pemimpin harus mengayomi semua masyarakat.

Tapi kata Didu, hal itu belum diakomodir pemerintah saat ini.

PT HM Sampoerna Tbk Buka Lowongan Kerja untuk S1, Cek Info Posisi dan Persyaratannya

"Pemerintah membentuk kasta baru kepada pendukungnya, sementara kelompok yang lain direndahkan," ungkap dia.

Dia pun melanjutkan, jika bangsa Indonesia saat ini dididik dengan kebohongan dan pencitraan semata.

Padahal, menurutnya induk kejahatan adalah kebohongan.

"Karena dengan satu kebohongan akan terus ditutupi dengan kebohongan yang lainnya," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved