Pemilu 2019
Milenial Lupakan Pileg 2019? Pengamat: Suruh Sebut Nama 5 Caleg di Daerahnya, Pasti Tidak Tahu
Ada kecenderungan kaum milenial 'melupakan' Pilihan Legislatif (Pileg), sehingga hanya fokus pada gelaran Pilpres 2019 saja.
Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Asep Abdullah Rowi
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada kecenderungan kaum milenial 'melupakan' Pilihan Legislatif (Pileg), sehingga hanya fokus pada gelaran Pilpres 2019 saja.
Hal ini diungkapkan Pengamat Politik dan Ketatanegaraan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto.
Yakni saat diskusi bulanan 'Pemilu Kaum Milenial' di gedung Tribunnews Solo, Jalan Adi Soemarmo Nomor 335 A, Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar atau barat pintu tol Klodran, Kamis (14/3/2019).
Alasannya lanjut Agus, imbas dari media sosial (medsos) yang selama ini gencar membicarakan Pilpres, tetapi seakan melupakan Pileg.
• Pengamat Memprediksi Pemenang Pilpres 2019 saat Hadir di Acara Diskusi Tribunnews di Solo
"Coba tanya ke anak muda sekarang, suruh sebut calon legislatif (caleg) 5 saja, siapa yang mewakili kampung anda, dapil anda," tuturnya.
"Pasti tidak tahu," ungkap dia menegaskan.
Dia memaparkan, hal tersebut menjadi tantangan bagi kaum milenial sekarang, sehingga mereka hanya peduli pada Pilpres, tetapi tidak pada Pileg.
"Ini persoalan, padahal pemilu, dua-duanya sama pentingnya," aku dia.
"Legislatif akan mengolah kebijakan publik melalui politik di parlemen, sementara presiden itu mengelola di pemerintahan," terangnya.
Untuk itu menurut dia, hal tersebut akan menjadi masalah ketatanegaraan.
"Legitimasi Pileg dan sekaligus celeg menjadi lemah," terang dia.
• Diskusi Bulanan Tribunnews Pemilu Kaum Milenial, KPU Solo Sebut 40 Persen Pemilih adalah Anak Muda
Namun tetap mereka yang akan terpilih dalam Pilpres maupun Pileg menurut kacamata milenial, adalah yang mengajarkan rasionalitas.
"Bukan yang mengajarkan emosional," katanya.
"Karena bagi milenial, politik adalah rasionalitas," ujar dia menekankan. (*)