Dilarang Bermain PUBG, Remaja di India Ini Nekat Bunuh Diri
Orang tua korban kini menyerukan agar permainan online yang sedang populer ini dilarang karena membuat banyak anak kecanduan dan melupakan kewajiban.
TRIBUNSOLO.COM - Marah karena dilarang bermain PUBG oleh orangtuanya, seorang remaja berusia 16 tahun tewas gantung diri awal pekan ini.
Korban diidentifikasi bernama Kallakuri Sambashiva warga kawasan Malkajgiri, Hyderabad, India.
Kallakuri adalah siswa kelas 10 di sekolah Gauthami.
Sementara ayahnya K Bharath Raj (45) adalah seorang pendeta.
• KPU Diserang Berbagai Hoaks, Mendagri Sebut Ada Upaya Delegitimasi
Pada Selasa (1/4/2019), Bharat Raj melapor ke polisi terkait bunuh diri sang putra di kamar tidurnya.
Dia mengatakan, Kallakuri bunuh diri pada Senin malam setelah ibunya, Umadevi, melarangnya bermain PlayerUnkonwn's Battleground atau PUBG.
"Kallakuri biasa bermain PUBG di ponsel dan istri saya, Umadevi melarangnya bermain pada Senin malam," ujar Bharath Raj.
"Dilarang ibunya, putra saya marah dan gantung diri di kamarnya," tambah Bharat Raj dalam laporannya ke polisi.
Perwira polisi setempat K Sanjeeva Reddy mengatakan, Kallakuri biasa menggunakan ponsel orangtuanya untuk bermain PUBG.
"Orangtuanya sudah beberapa kali memperingatkan dia"
"Pada Senin malam ibunya memperingatkan agar anak ini mempersiapkan diri untuk ujian bahasa Inggris keesokan harinya," kata Reddy. "Setelah itu, dia masuk kamar dan tak keluar lagi"
"Akhirnya mereka mendobrak pintu dan menemukan anak ini gantung diri dengan menggunakan handuk," lanjut Reddy.
• Jennifer Dunn Berhijab Usai Dinikahi Pengusaha Mobil Mewah, Penampilannya Saat Umrah jadi Sorotan
Keluarga masih sempat membawa anak itu ke rumah sakit tetapi nyawanya tidak tertolong.
Orangtua korban kini menyerukan agar permainan online yang sedang populer ini dilarang karena membuat banyak anak kecanduan dan melupakan kewajiban belajar mereka.
Beberapa kota di negara bagian Gujarat telah melarang PUBG dengan alasan permainan itu membuat sikap pemainnya menjadi kasar dan membuat pelajar lalai akan kewajibannya.