Hari Raya Natal
Jelang Perayaan Natal, Polres Klaten Siagakan 1.000 Personel
Dari data yang dihimpun Tribun Jogja, sebanyak 31 gereja yang tersebar di 18 kecamatan masuk dalam kategori rawan.
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Menjelang perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Polres Klaten menyiagakan sekitar 1.000 personel.
Penyiagaan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan yang terjadi selama perayaan tersebut.
Kepala Bagian Opersional (Kabag Ops) Polres Klaten, Kompol Prayudha Widiatmoko mengatakan penyiagaan personel akan dilakukan pada obyek-obyek vital seperti gereja dan lokasi perayaan Natal dan malam pergantian tahun.
Termasuk di dalamnya pengamanan arus lalu lintas.
“Untuk pengamanan lalu lintas, rencananya akan dibentuk tiga pos utama, yaitu di perbatasan Klaten-Sukoharjo/Boyolali dan Klaten-DIY, serta pos pengamanan di pusat kota,” katanya saat ditemui usai rapat koordinasi jelang Natal dan Tahun Baru di Pendapa Kabupaten Klaten, Selasa (13/12).
Sedangkan untuk pengamanan obyek vital akan dilakukan sejumlah kegiatan, di antara sterilisasi gereja maupun lokasi perayaan Natal dan misa Natal lainnya.
Termasuk penjagaan selama kegiatan tersebut berlangsung.
“Nanti akan kami tempatkan sejumlah personel yang siaga di beberapa gereja, untuk sterilisasi akan dilakukan bekerja sama dengan tim Jihandak,” paparnya.
Dari data yang dihimpun Tribun Jogja, sebanyak 31 gereja yang tersebar di 18 kecamatan masuk dalam kategori rawan.
Potensi kerawan tersebut dipetakan berdasarkan permasalahannya, di antaranya besarnya jumlah jemaat, lokasi gereja yang jauh, maupun konflik yang pernah terjadi di gereja tersebut.
Dari pemetaan tersebut, 31 gereja tersebut akan menjadi prioritas Polres Klaten.
Yudha mengatakan gereja-gereja dengan jumlah jemaat yang besar akan mendapatkan penangan khusus, seperti pelarangan jemaat membawa tas dan jaket ke dalam lokasi misa.
“Jemaat yang hadir kami arahkan hanya membawa Alkitab saat masuk ke dalam lokasi misa."
"Ini demi kenyamanan jemaat yang mengikuti misa Natal, apalagi kondisinya penuh orang yang jumlahnya bisa mencapai 1.000 orang di satu titik,” katanya menjelaskan.
Menurutnya hal tersebut akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan pengurus gereja.
