Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kontroversi Taksi Online di Solo

Sopir Taksi Reguler Sebut Ada Oknum Aparat yang Berusaha Lindungi Taksi Online di Solo

Laporan tersebut diucapkan oleh wakil sopir taksi dari Sakura Taksi, Joko Triono yang mengatakan, ada pria berbadan tegap mendatangi pangkalan taksi.

TRIBUNSOLO.COM/CHRYSNHA PRADIPHA
Kapolresta Solo; AKBPB Ribut Hari Wibowo (ketiga dari kiri), Ketua DPRD Solo; Teguh Prakosa (paling kiri) dan Wali Kota Solo; FX Hadi Rudyatmo (kedua drai kiri) menemui para perwakilan sopir taksi reguler di Ruang Rapat Wali Kota, kopleks Balai Kota Solo, Selasa (11/7/2017) siang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pertemuan wakil pengusaha taksi reguler dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan pihak kepolisian terkait penolakan terhadap taksi online menyisakan sejumlah cerita.

Yakni menghasilkan pernyataan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, bahwa dengan tegas menolak kehadiran taksi online di Solo.

Selain itu, pihak kepolisian juga menyinggung laporan yang terlontar dari seorang perwakilan sopir taksi reguler dalam pertemuan di Ruang Rapat Wali Kota, kompleks Balai Kota Solo, Selasa (11/7/2017) siang kemarin.

Laporan tersebut diucapkan oleh wakil sopir taksi dari Sakura Taksi, Joko Triono yang mengatakan, ada pria berbadan tegap mendatangi pangkalan taksi.

Kejadian berawal pada Minggu (9/7/2017) sore, saat sopir-sopir taksi menghentikan salah satu pengemudi UberX hendak menjemput penumpang tak jauh dari pangkalan taksi Benteng Vastenburg.

Joko mengungkapkan, pengemudi UberX tersebut mengalah setelah adu mulut, hingga kemudian pergi.

"Malam harinya, ada pria berbadan tegap tegap potongan (rambut) khas tentara datang ke pangkalan lalu mencari sopir taksi yang melarang UberX menarik penumpang," kata dia.

"Teman-teman mengaku tidak tahu, daripada nanti jadi masalah," keluhnya.

Tak hanya itu, laporan oknum aparat menyambi jadi sopir taksi online juga disampaikan oleh seorang sopir taksi UberX yang enggan disebut namanya.

Kepada wartawan, ia mengaku, menjadi sopir taksi merupakan pekerjaan sampingan.

"Yang jadi sopir (UberX) ada tentara, polisi, ada dokter juga," ujar dia.

Menanggapi hal itu, Kapolresta Solo, AKBP Ribut Hari Wibowo, yang duduk menemani Wali Kota, mengaku tak ambil pusing.

"Lha kalau kalian tahu ada (oknum aparat) seperti itu, kenapa enggak langsung lapor?," tanya Ribut.

Ribut menegaskan, pihaknya menerima layanan pelaporan 24 jam jika diketahui ada oknum kepolisian bertindak melindungi operasional taksi online.

"Kalau ada yg seperti itu silahkan saja laporan saya," ucap Kapolresta Solo. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved