Satu-satunya Warung Sop Buntut di Pasar Klewer Solo, Sasmito Berbagi Resep Kelola Usaha
Warung makan Sasmito adalah satu-satunya warung wakan di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah yang menjual sop buntut sapi.
Laporan Wartawan TribunSolo, Eleonora Padmasta E. Wijana
TRIBUNSOLO.COM - Warung makan Sasmito adalah satu-satunya warung wakan di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah yang menjual sop buntut sapi.
Semasa kecil, sejak 1977, Sasmito sudah memulai bisnis kuliner dengan ayahnya, almarhum Harno, di Pasar Klewer.
Kala itu dia dan ayahnya menjual berbagai macam minuman dingin seperti es campur, es coklat, es kombinasi, es kopyor, es duren, dan lain-lain.
Kemudian sekitar tahun 90an setelah menikah, dirinya merintis usaha kuliner dengan menu utama tahu kupat.
Beberapa tahun kemudian pria asal Sukoharjo ini meninggalkan usaha tahu kupat dan mulai bergelut dengan bisnis kuliner lain dengan menu gado-gado, selat, sop buntut, es teler dan sebagainya.
Baca: Jalan-jalan ke Pasar Gede Solo? Jangan Lewatkan 4 Kuliner Legendaris Ini
Sementara putranya pun kini berjualan ayam penyet di warung Sasmito.
Sasmito membanderol sop buntutnya dengan harga Rp 25 ribu per porsi.
Sedangkan gado-gado dan selat dijual dengan harga masing-masing Rp 15 ribu per porsi.
Lalu, es teler ia banderol seharga Rp 10 ribu.
Sop buntut yang dijualnya berisi buntut sapi, irisan wortel, bunga kol, dan kacang kapri yang direndam dalam kuah kaldu dan dilengkapi dengan taburan bawang goreng.

Sedangkan es telernya disajikan dengan berbagai buah segar seperti alpokat, nangka, kolang kaling, dan cendol.
Banyak pembeli yang berdatangan ke warungnya, terutama saat jam makan siang.
Sasmito bahkan memiliki pelanggan setia, tidak hanya dari Solo, tetapi juga dari Jogja, Jakarta, Bali, bahkan NTT.
Pelanggan setianya mengaku bahwa sop buntut Sasmito memang memiliki cita rasa tersendiri.
"Rasanya enak, dagingnya empuk, saya saja sudah langganan selama kurang lebih 10 tahun," tutur Hartono, seorang pelanggan Sasmito.
Baca: Agnez Mo Berbisnis Kuliner, Ini Menu Andalan Restorannya
Sasmito mengungkapkan resep yang dia racik untuk menu makanannya dia temukan sendiri melalui berbagai usaha.
"Waktu saya mau jual gado-gado, saya beli yang terenak, saya incipi, saya cari tahu sendiri resepnya, begitu terus, sampai rasanya pas," ungkap Sasmito.
Karena usahanya, kelezatan masakan di warung Sasmito mendatangkan pelanggan setia yang merasa kurang afdol jika ke Klewer tanpa berkunjung ke warungnya.
"Setiap saya ke Klewer saya pasti ke sini, belum sampai Solo kalau belum ke Pak Sasmito."
"Rasa sop buntutnya itu khas, bumbunya pas, beda saja dari yang lain," ujar Wagini, seorang pelanggan setia Sasmito dari Sragen.
Sasmito memang ingin membuat nyaman pelanggannya sehingga terasa seperti saudara.
"Kalau langganan saya hampir semua seperti saudara, saya bikin akrab, supaya rekat dan ramah," ungkapnya.
Tak hanya mengakrabkan diri dengan pembeli, Sasmito bahkan pernah memberikan menu dagangannya cuma-cuma pada pengunjung Klewer.
"Kalau mau berhasil harus korban dulu."
"Dulu, nggak ingat kapan tahunnya, selama empat sampai lima tahun setiap ulang tahun saya, 20 November, makanan yang saya jual saya gratiskan untuk semua pengunjung Klewer," kata Sasmito.
Baca: Lima Kuliner di Jogja Ini Pedasnya Bikin Merem Melek, Berani Coba?
Para pelanggan setianya bahkan tetap mengunjungi warung Sasmito setelah Klewer terbakar, tak peduli warungnya sempat berpindah ke parkiran sebelah timur dan alun-alun utara.
Selain memiliki semangat yang tinggi, Sasmito juga pribadi yang jujur dan displin dalam mengembangkan usaha.
Hal itu ditunjukkan olehnya dengan tidak menaikkan harga makanannya bagi pembeli asing dan tidak pernah menggunakan pemanis buatan, melainkan 100% gula asli.(*)