TribunSolocom Ikuti Kunjungan ke Taiwan
Taiwan Siapkan 3 Ribu Guru untuk Ajarkan Bahasa Ibu bagi Imigran Generasi Kedua
Section Chief Department of International and Cross-strait Education Ministry of Education Taiwan mengatakan bahwa program ini satu-satu di Asia.
Penulis: Imam Saputro | Editor: Junianto Setyadi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNSOLO.COM, KAOHSIUNG - Pemerintah Taiwan menyiapkan 3.000 guru untuk mengajarkan bahasa ibu kepada para anak imigran.
Persiapan itu untuk menyambut dimasukkannya kurikulum bahasa ibu ke sistem pendidikan 2019 mendatang.
"Data kami, perbandingannya di sekolah saat ini setiap ada10 anak di Taiwan, ada satu anak imigran," kata Penanggung Jawab Imigran Taiwan, Yu Ke Wei, di Chung Shan Industrial and Commercial School, Kaohsiung, Kamis (29/9/2017) waktu setempat.
Menurutnya, pendidikan bahasa ibu bukan masalah politik, tetapi ini masalah pendidikan di Taiwan.
Baca: Jamuan Makan di CJCU Taiwan Bercitarasa Medan
"Ini untuk masa depan Taiwan," katanya, sebagaimana dilaporkan jurnalis TribunSolo.com, Imam Saputro, dari Taiwan.
Pihaknya mengalokasikan sekitar 80 juta New Taiwan Dollar (NTD) untuk pendidikan para guru.
Penanggung Jawab Imigran Taiwan, Yu Ke Wei (kanan) di Chung Shan Industrial and Commercial School, Kaohsiung, Kamis (29/9/2017). (TRIBUNSOLO.COM/IMAM SAPUTRO)
Adapun yang akan masuk kurikulum adalah Bahasa Myanmar, Thailand, Filipina dan Indonesia.
Dialokasikan mata pelajaran bahasa ibu satu jam pelajaran per minggunya.
Rintisan kurikulum bahasa ibu ini sudah diberlakukan sejak tahun 2.000-an
Dalam mata pelajaran tersebut, generasi kedua imigran diajari bahasa ibu.
Baca: Ini yang Terjadi dalam Perekonomian Indonesia Bila AS dan Korut Berperang
Juga, diperkenalkan kepada kebudayaan asal ibu mereka, seperti lagu, tarian dan jenis makanan.
Section Chief Department of International and Cross-strait Education Ministry of Education Taiwan, Peters L Y Chen, mengatakan bahwa program ini merupakan satu-satunya di Asia.
"Di kawasan Asia, baru Taiwan yang mendorong agar imigran selain belajar bahasa setempat, juga belajar bahasa asal ibunya ," ujar Chen, Senin (25/9/2017).
Program ini mengincar hasil akhir berupa generasi muda berkualitas yang memiliki kemampuan bahasa lebih dari satu.
Baca: Jonru Ginting Ditahan Polisi Setelah Diperiksa di Mapolda Metro Jaya
Adapun di Taiwan, bahasa utama yang digunakan adalah Bahasa Mandarin, kemudian Bahasa Inggris.
Dengan adanya program tersebut, diharapkan di masa mendatang generasi Taiwan bisa minimal mempunyai kemampuan tiga bahasa.
Pelestarian bahasa juga menjadi alasan mata pelajaran bahasa ibu ini diberlakukan.
"Kami berharap mereka tidak lupa asal usul dari ibu mereka," kata Chen.
Chen mengatakan, program ini juga diwajibkan untuk anak nonimigran.
" Untuk mereka (anak nonimigran, Red) dibebaskan memilih bahasa lain seperti, Bahasa Kek, Bahasa Vietnam, Indonesia, Thailand, atau Malaysia," katanya.
Di masa mendatang, program ini diharapkan mendukung program relokasi industri Taiwan ke wilayah Asia Tenggara. (*)
Save
Save
