Kontroversi Munaslub Partai Golkar
Airlangga Hartato Jadi Ketua Umum Golkar, Wakil Bendahara Umum Ini Ungkap Deal Politik saat Pleno
Deal politik tersebut yakni Aziz Syamsuddin sebagai Ketua DPR dan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar.
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Pengukuhan Airlangga Hartato menjadi ketua umum Golkar, hampir pasti dilakukan pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di JCC Senayan, Jakarta 18 hingga 20 Desember 2017 mendatang.
Langkah Airlangga menuju "Beringin Satu" bukan tanpa halangan.
Beberapa nama sempat mencuat untuk menggantikan posisi Setya Novanto itu.
Sebut saja, Aziz Syamsuddin dan Titiek Soeharto.
Namun begitu, saat DPP Golkar menyelenggarakan rapat pleno, pada Rabu (13/12/2017) lalu, hanya Airlangga yang diputuskan menjadi ketua umum terpilih.
Baca: Priyo Budi Santoso Ingin Jadi Ketum Golkar dan Tantang Bertarung Airlangga di Munaslub
Wasekjen DPP Golkar, Sarmuji mengatakan bahwa kesepakatan itu terjadi murni karena keinginan antarkandidat untuk kembali membangun Golkar.
Kata dia, tidak ada lobi politik yang terjadi antara calon ketua umum tersebut pada saat memutuskan Airlangga sebagai calon terpilih.
"Saya pastikan tidak ada lobi politik dengan kepentingan yang macam-macam."
"Semuanya demi keberlangsungan Partai Golkar," kata Sarmuji di DPP Golkar, Jakarta, Jumat (15/12/2017).
Dasarnya, kata Sarmuji, lobi yang terjadi sesaat sebelum penentuan, dilakukan di suasana yang begitu terbuka.
Sehingga, dia memastikan lobi politik tidak mungkin terjadi
"Suasananya terbuka, tidak mungkin ada lobi politik."
"Jika terjadi di ruangan tertutup, ada kemungkinan itu," urainya.
Baca: Jabat Ketum Golkar, Airlangga Hartarto Berpeluang Jadi Cawapres Jokowi?
