Monumen Pers
Supardi, 32 Tahun Merawat Jejak Pers seperti Anak Sendiri
Adalah Supardi, satu di anatara banyak orang yang ikut nadil dalam merawat jutaan koleksi di museum ini. Supardi bekerja di Monumen Pers sejak 1986.
Penulis: Astini Mega Sari | Editor: Mohamad Yoenus
Terutama dalam hal pelayanan pada masyarakat dan perawatan koleksi.
Pria paruh baya ini mengaku senang jika pengunjung yang ingin mencari data di Monumen Pers bisa memperoleh apa yang mereka cari.
"Sukanya ketika pengunjung atau pencari data yang datang dari jauh, membutuhkan data, dan dapat memperoleh apa yang dibutuhkan di sini. Itu rasanya senang bisa membantu," tuturnya.
"Sedihnya itu ya, ketika mereka datang tidak memperoleh data yang mereka butuhkan karena kami tidak punya."
Sementara itu, dalam hal perawatan koleksi, pria yang satu ini mengaku pihaknya kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kendalanya itu kita kurang SDM. Ini untuk inventarisasi hanya dua orang. Saya dan rekan saya satu lagi. Kita mulai sejak 26 Juni dan masih ada sebagian yang belum selesai," ujar Supardi sambil menunjukkan ribuan koleksi yang terdiri dari majalah, koran dan buku hibah dari Kemala Atmojo yang sebagian belum selesai diinventarisasi.
Meski begitu, Supardi berharap agar Monumen Pers bisa tumbuh menjadi lebih baik lagi.
Ia ingin ke depannya, Monumen Pers bisa menjadi lembaga yang bisa memberi kontribusi positif sebagai media literasi masyarakat. (*)