Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Reuni 212 di Monas Jakarta

Bahas Pihak yang 'Nyinyir' ke PA 212, Yunarto Wijaya: Nyinyir Gak Akan Nambah Suara Junjungan Anda

Terlepas dari benar tidaknya ada agenda politik dari reuni 212, Yunarto menilai adanya keberhasilan dari kubu oposisi dalam membangun gerakan politik.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Repro/Kompas TV
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya 

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto berkesempatan berpidato di depan peserta Reuni 212.

Prabowo yang mengenakan baju putih hanya memberikan pidato singkat.

“Saya tidak akan panjang lebar berbicara karena sekarang saya mengemban amanah sebagai capres yang harus menaati semua ketentuan, pada kesempatan ini saya juga tidak bisa berkampanye,” ucap Prabowo.

Prabowo sendiri mengungkapkan kebanggaannya bisa diundang dalam Reuni Akbar 212 itu.

Ia juga mengapresiasi peserta yang tertib selama menjelang hingga acara dilaksanakan.

“Saya dari Kebayoran Baru melihat orang-orang berjalan kaki sambil menggendong anak, tertib, dan itu membuat saya bangga sebagai muslim di Indonesia, ini bukti bahwa Islam mempersatukan karena yang hadir pasti dari berbagai suku,” pungkas Prabowo.

Ia kemudian meneriakkan kalimat takbir yang diikuti semua peserta.

Pidato Prabowo itu juga diperdengarkan melalui speaker yang diletakkan di beberapa titik di luar Monas.

Selain Prabowo, acara Reuni 212 juga dihadiri sejumlah tokoh politik seperti Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Tudingan adanya motif politik di reuni 212

Sekertaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menilai acara reuni akbar 212 tak terlepas dari unsur politik.

"Ya itu pasti," kata Hasto saat ditemui di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).

Sekertaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini bahkan menduga aksi reuni akbar 212 sebagai ajang kampanye terselubung oleh salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Namanya unsur-unsur politik bahkan itu menjadi kampanye terselubung pasangan calon tertentu," tambah Hasto.

Hasto menilai, jika kegiataan reuni dilakukan dengan merayakan jasa-jasa para tokoh pendiri bangsa serta organisasi umat Islam yang turut membangun bangsa Indonesia.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved