Sujiwo Tejo Kritik Pihak yang Mengukur Kemampuan Kepemimpinan Melalui Tolak Ukur Sembahyang
Sujiwo Tejo memberikan kritik terhadap kondisi bangsa melalui gurauan dan cara yang nyentrik, apakah kritiknya senyentrik penampilannya?
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Bagong: Halah bilang aja “mau milih presiden kok ukurannya bisa memimpin sembahyang/tidak” . Gitu aja kok repot!
Semar: Heuheuheu," kicau Sujiwo Tejo.
• Akui Foto Jokowi & Keluarga Sangat Artistik, Sujiwo Tedjo Ingatkan Hal Ini dan Sebut Nama Tompi
Penjelasan brilian Sujiwo Tejo tentang radikalisme
Sujiwo Tedjo ikut memberikan tanggapan terkait data yang menyebutkan adanya 41 masjid yang terpapar radikalisme.
Pernyataan Sujiwo Tedjo tersebut disampaikan di acara Indonesia Lawyers Club Tv One, Selasa (27/11/2018).
Dikatakan oleh Sujiwo Tejo, radikalisme tidaklah seperti yang terlihat kasat mata.
Radikalisme tidak melulu berbentuk ucapan atau perbuatan yang keras dan kasar.
• Anggap Pilpres 2019 Telah Selesai, Sujiwo Tedjo: Kubu yang Kalah Merapat, yang Menang Merangkul
Ada beberapa hal yang terlihat halus dan tenang namun sebetulnya ada sisi radikal di dalamnya.
Sujiwo Tedjo mencontohkan seperti adanya kemiskinan yang tersistematis.
"Kadang kita melihat yang kasat mata, yang tak kasat mata tak dilihat," kata Sujiwo Tedjo.
"Jadi radikal itu arti sebetulnya akar, jadi gerakan radikal adalah gerakan kembali ke akar."
"Jadi akar seluruh agama adalah kasih sayang tapi kok sekarang jadi kekerasan, oke saya ikut yang mayoritas bahwa radikalisme adalah kekerasan."
Sujiwo Tedjo kemudian memberikan analogi tentang radikalisme yang kasat mata dan tak kasat mata.
"Kalau Pak Karni melihat perempuan makan steak sama melihat macan makan kijang, mana yang keras, mana yang radikal," kata Sujiwo Tedjo.
"Pasti orang bilang macan, padahal intinya sama, sebelum jadi steak itu dijagal disembelih."