Sujiwo Tejo Kritik Pihak yang Mengukur Kemampuan Kepemimpinan Melalui Tolak Ukur Sembahyang
Sujiwo Tejo memberikan kritik terhadap kondisi bangsa melalui gurauan dan cara yang nyentrik, apakah kritiknya senyentrik penampilannya?
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Budayawan dan seniman, Sudjiwo Tejo menyampaikan deklarasi budaya di kampus Universitas PGRI Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2014). Dalam deklarasinya, Sujiwo Tejo menyampaikan perkembangan budaya di era modern. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)
"Artinya, dengan kebudayaan, pemiskinan, tidak kelihatan keras, tetapi aksi teror kelihatan keras."
"Orang yang terbunuh karena terorisme dan yang terbunuh karena pemiskinan sistematis tidak dianggap sebagai kekerasan."
"Jadi bagi saya jangan-jangan yang terjadi selama ini adalah ada khotib yang tenang, ada khotib yang tidak tenang."
"Jadi hati-hati melihat radikalisme, jangan-jangan semuanya itu radikal."
"Dalam tinjauan kebudayaan sama saja, yang satu buat tenang, tapi banyak orang miskin."
"Atau membuat gak tenang, kemiskinan harus diperjuangkan, karena memang harus diperjuangkan."
Simak videonya di bawah ini.
(*)
Rekomendasi untuk Anda