Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Perayaan Imlek Dulu dan Sekarang, Kemeriahan yang Sempat Dilarang pada Orde Baru

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa. Tahun Baru Imlek biasanya dirayakan dengan berbagai kemeriahan.

Penulis: Astini Mega Sari | Editor: Aji Bramastra
TribunStyle.com/Desi Kris
Lampion yang sudah terpasang di wilayah Pasar Gede menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tahun Baru Imlek merupakan perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa.

Tahun Baru Imlek biasanya dirayakan dengan berbagai kemeriahan.

Di Solo, kawasan Pecinan tampak semarak dengan pernak-pernik khas Imlek.

Pemasangan lampion hingga Grebeg Sudiro digelar untuk menyambut Imlek.

Lampion warna warni di gerbang masuk perayaan Imlek 2019 Pasar Gede Solo
Lampion warna warni di gerbang masuk perayaan Imlek 2019 Pasar Gede Solo (TribunStyle/Galuh Palupi)

Napak Tilas Kaum Tionghoa di Solo, Ini Alasan Pemukiman ada di Dekat Benteng Vastenburg

Perayaan Imlek setelah era Reformasi memang berbeda dengan yang terjadi pada era Orde Baru.

Sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Oesman Arif mengatakan bahwa di masa Orde Baru, masyarakat Tionghoa memang dilarang merayakan Imlek secara terbuka.

"Sekarang ini (perayaan Imlek) ramai karena banyak acara. Zaman Orde baru kan tidak boleh (ada perayaan Imlek)," kata Oesman saat dihubungi Tribun, Kamis (31/1/2019).

Oesman mengatakan di masa Orde Baru, masyarakat Tionghoa hanya melakukan sembahyang saat Imlek tiba. Tak ada kemeriahan seperti sekarang.

"Sebenarnya di zaman Orde Lama ya sudah ramai, ada pertunjukan Liong itu pasti. Masuk Orde Baru perayaan Imlek dilarang, sekarang diperbolehkan lagi," imbuhnya.

Kisah Masyarakat Tionghoa di Solo, Batik untuk Bung Karno Dibuat oleh Go Tik Swan

Senada dengan Oesman, Dosen Ilmu Budaya UNS, Tudjung W Sutirto mengatakan bahwa perayaan Imlek dulunya sangat eksklusif.

Menurut penuturannya, perayaan tradisi Imlek mulai berkembang dengan baik pada era pasca-Reformasi yakni saat masa pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

"Tradisi Imlek berkembang baik sejak era Gus Dur. Bedanya dulu perayaan Imlek saat eksklusif, kalau sekarang sifat perayaannya sudah menjadi publik," tutur Tundjung saat dihubungi Tribun, Jumat (1/2/2019).

Di Solo, menurut Tundjung, perayaan Imlek sudah diterima sebagai milik masyarakat Tionghoa dan masyarakat Jawa.

"Sekarang sudah menjadi milik bersama, bisa dilihat dari adanya Grebeg Sudiro yang sangat diapresiasi masyarakat sebagai simbol keharmonisan budaya," tambahnya.

Penjual Topeng Barongsai Imlek di Pasar Gede Solo, Kulak dari Cirebon, Cuan Pun Lumayan

Diketahui pada masa Orde Baru yakni pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, masyarakat Tionghoa dilarang merayakan Imlek secara terbuka.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved