Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pembuat Lampion di Pasar Gede, Solo Pernah Buat Lampion Raksasa dan Sukses Cetak Rekor MURI

Pembuat lampion di Pasar Gede Solo, Heru Subianto pernah buat lampion raksasa dan sukses cetak rekor MURI.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Sri Juliati
TRIBUNSOLO.COM/FACHRI SAKTI N
Heru Subianto (Soei Tie Bian), perajin lampion 12 Shio di Pasar Gede, Solo, Sabtu (26/1/2019) 

"Saya mulai membuat lampion sejak tahun 2007, dulu membuat lampion kecil biasa," ujar Heru kepada TribunSolo.com, Sabtu (26/1/2019).

Suatu ketika, ia mendapat pesanan dari Jakarta untuk membuat lampion besar yang mampu masuk rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

"Kemudian ada Pak Hendra, yang mengenalkan saya dengan bekas Pangdam Jawa Tengah, menyuruh saya membuat lampion terbesar biar bisa masuk MURI," imbuhnya.

Tahun Politik dan Harga Bahan Baku Naik, Pembuat Lampion Shio di Solo Mengaku Jumlah Pesanan Menurun

Tak dinyana, tantangan tersebut yang menjadi awal mula nama Heru kian terkenal.

Heru tak ingin hanya membuat lampion yang ukurannya besar

Ia merasa tertantang untuk membuat lampion yang berukuran besar namun juga memiliki bentuk yang bagus dan presisi.

"Saya pikir-pikir masih mampu. Bentuknya harus sesuai to, nggak gede aja, tapi bentuknya gak karu-karuan," ungkapnya.

Suasana lampion di Pasar Gede
Suasana pesta lampion di Pasar Gede (ambar purwaningrum/TribunSolo.com)

Saat itu, ada dua bentuk lampion yang hendak ia buat, yakni berbentuk kapal raja-raja Tiongkok dan kapal Laksamana Cheng Ho.

"Waktu itu ada dua rencana, yang pertama kapalnya Cheng Ho, yang kedua kapalnya raja-raja Tiongkok."

Akhirnya pihak pemesan memilih lampion bentuk kapal-kapal raja Tiongkok.

Setelah semuanya fix, Heru lantas membuat perkiraan ukuran lampion yang bisa memecahkan rekor MURI.

"Saya buat panjangnya 24 meter, lebarnya 7 meter dan tinggi 14 meter," ungkap Heru.

Imlek 2019 di Solo, Cu Pat Kay Dipasang Megah di Depan Kelenteng Tien Kok Sie, Pasar Gede

Heru sempat menemui kendala dalam pembuatan lampion, yakni tidak adanya ruangan yang cukup untuk membuat lampion raksasa tersebut.

Di tengan kendala itu, beruntung ia mendapat pinjaman tempat dari pihak Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Walhasil, usaha keras Heru dan timnya berbuah hasil manis.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved