Menikmati Lontong Cap Go Meh yang Hanya Disajikan Setahun Sekali di Kafe Star Solo
Menikmati hidangan lontong Cap Go Meh yang hanya disajikan setahun sekali di Kafe Star Solo.
Penulis: Radifan Setiawan | Editor: Sri Juliati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Radifan Setiawan
TRIBUNSOLO.COM – Lontong Cap Go Meh merupakan hidangan yang wajib disantap oleh masyarakat keturunan Tionghoa saat perayaan hari ke-15 atau yang berarti hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek.
Tak terkecuali masyarakat keturunan Tionghoa yang tinggal di Kota Solo, Jawa Tengah.
Mereka bisa menemukan hidangan Lontong Cap Go Meh di Kafe Star Solo, Jalan Sutan Syahrir nomor 126, Setabelan, Banjarsari, Solo.
Yang membuat menu Lontong Cap Go Meh di Kafer Star Solo semakin istimewa, lantaran hanya dihidangkan selama dua minggu saat perayaan Cap Go Meh.
• Sambut Cap Go meh, Tripusaka Solo Gelar Kirab Tolak Bala Sekaligus Hibur Masyarakat
• Tak Hanya Umat Tridharma, Masyarakat Umum Diperbolehkan Makan Bersama di Perayaan Cap Go Meh
Tahun ini, Cap Go Meh jatuh pada Selasa (19/2/2019), sehingga Kafe Star akan menyediakan menu tersebut hingga seminggu ke depan.
Di Kafe Star Solo, menu Lontong Cap Go Meh dibanderol Rp 40 ribu per porsi.
Kafe Star Solo buka dua sesi dalam sehari, pukul 07.00-14.00 WIB dan pukul 17.00-21.00 WIB.
Setyawati Chandra (75), pemilik Kafe Star menjelaskan, alasannya menyediakan menu Lontong Cap Go Meh setiap perayaan Cap Go Meh, untuk meneruskan tradisi.
“Karena itu tradisi dari nenek moyang kita, nenek moyang kita dari Tiongkok. Seperti kalau orang Jawa Bakdo Kupat,” kata pemilik restoran yang memiliki menu andalan Tahu Pong tersebut saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (19/2/2019).
Meski hidangan Cap Go Meh mengadaptasi dari masakan Jawa, tapi ada cukup banyak perbedaan yang mencolok di hidangan tersebut.
Lontong Cap Go Meh terdiri dari lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal, dan kerupuk.
Dalam sepiring lontong Cap Go Meh, rasa gurih manis sayur mendominasi dipadu dengan kelembutan suwiran daging ayam.
Untung orang Tionghoa, hidangan Lontong Cap Go Meh melambangkan keberuntungan.
Lontong yang padat dianggap berlawanan dengan bubur yang encer, menurut tradisi Tionghoa bubur dianggap sebagai makanan orang sakit.
Sehingga, bentuk lontong yang panjang dianggap melambangkan panjang umur.
Kemudian telur, dalam kebudayaan apapun selalu melambangkan keberuntungan. (*)