Jarang Ada Pejabat Mau Lewat Gerbang Depan Menara Kudus, Begini Asal-usulnya
Pihak YM3SK memastikan jarang ada pejabat saat bertandang ke Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, melewati gerbang depan.
Sedangkan sepeninggal raja kedua, Pati Unus, mulailah terjadi perseteruan di dalam tubuh kerajaan.
• Melihat Pesawat di Bandara Adi Soemarmo Solo, Wisata Murah Meriah Penghilang Gundah
Ketika Trenggono memimpin sebagai raja ketiga, perseterun semakin sengit.
Puncaknya yaitu ketika menantu Trenggono, Hadiwijaya, menyatakan diri sebagai raja dan memindahkan kekuasaan ke Pajang.
Berkuasanya Hadiwijaya mendapat perlawanan dari Arya Penangsang yang merasa berhak sebagai pewaris takhta.
Dia memiliki darah keturunan dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sekar, yang dibunuh karena perselisihan dengan Trenggono.
• Puan Maharani Beberkan Perjalanan Menuju Pencanangan Wisata dan Cafe Jamu di Sukoharjo
Saat terjadi perselisihan antara Arya Penangsang dan Hadiwijaya, rupanya keduanya berebut simpati dari Sunan Kudus.
Pantas saja, Sunan Kudus merupakan pemimpin pasukan militer saat Raden Patah memimpin Demak.
Hal itu yang membuat Penangsang dan Hadiwijaya berebut dukungan dari sosok yang dituakan di kerajaan.
Pada situasi yang sangat tidak stabil di tubuh kerajaan, rupanya Sunan Kudus memilih untuk netral.
• Solo-Jinjiang China Jalin Kerja Sama di 4 Bidang: Ekonomi, Pendidikan, Kebudayaan, dan Pariwisata
Dia memiliki kehendak agar kedua kubu menanggalkan posisi politiknya ketika akan mencari solusi terbaik.
Maka dari itu, dipasanglah Rajah Kalacakra demi menanggalkan kedigdayaan dan menghilangkan semua kekuatan yang dimiliki kedua kubu.
“Rajah itu dipasang di pintu gerbang masuk.
Siapa saja yang melewati akan luntur kedigdayaannya dan kekuatannya, termasuk jabatannya,” kata Jalil.
• Pesona Curug Jurang Pulosari, Destinasi Wisata Tersembunyi di Bantul DIY
Dipasangnya rajah tersebut, rupanya, tidak membuat Hadiwijaya terkecoh.
Dia memilih melewati pintu lain saat menghadap Sunan Kudus ketimbang lewat depan.