Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilpres 2019

Jawaban Cak Nun soal Sosok Presiden yang Pantas Memimpin Indonesia pada 2019-2024

Emha Ainun Nadjib atau akrab disapa Cak Nun, memberikan gambaran soal sosok presiden yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia selama 5 tahun ke depan.

Penulis: Noorchasanah Anastasia Wulandari | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Twitter/kiaikanjeng
Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun. 

TRIBUNSOLO.COM - Budayawan sekaligus tokoh intelektual, Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun, memberikan gambaran soal sosok presiden yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia selama 5 tahun ke depan.

Cak Nun menyebut sosok presiden yang ideal untuk Indonesia saat ini adalah pemimpin yang memiliki kesanggupan membawa Indonesia ber-husnul khatimah.

Siapa pun yang akan terpilih menjadi presiden, lanjut Cak Nun, tidak akan menelantarkan rakyatnya atau justru menjadi pelengkap penderita.

Seusai Cerita Gagal Temui Prabowo, Cak Nun Buat 11 Pertanyaan untuk Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi

Pemikiran Cak Nun ini ia sampaikan melalui situs resminya, Sabtu (30/3/2019).

"Presiden yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia periode 2019-2024 adalah Pemimpin yang punya kesanggupan membawa Indonesia ber-husnul khatimah," tulis Cak Nun.

"Jangan sampai bangsa Indonesia, terutama rakyat kecil di strata bawah,

akan semakin berposisi “pelengkap penderita” dan menjadi korban kamuflase-kamuflase elite politik nasional maupun global," lanjutnya.

Detik-detik Terakhir Kampanye Terbuka Dua Capres di Solo: Prabowo 10 April dan Jokowi 12 April 2019

Selama lima tahun mendatang, Cak Nun berharap agar pemimpin Indonesia bisa kembali membangun nasionalisme demi membangun harga diri Indonesia.

"Jangan sampai vacuum Presiden, tahun 2019-2020 harus ada yang memimpin proses membangun kembali “nasionalisme sejati”,

untuk “membangun harga diri bangsa” serta meraih kemenangan seluruh rakyat di tahun-tahun berikutnya," tulis Cak Nun.

Harapannya, siapapun yang menang dalam Pilpres 2019, pemimpin tersebut akan mengedepankan konsep husnul khatimah.

Mahfud MD Kenang Cerita Gus Dur, Dulu Pak Harto Waktu Presiden Punya 2 Ajudan: Ustaz dan Tentara

"Maka siapapun yang menjadi Pemerintah NKRI pasca-April nanti,

jika tanpa kesadaran husnul khatimah, akan jauh dari prestasi 'menorehkan tinta emas sejarah'," tegas Cak Nun.

Husnul khatimah menurut Cak Nun di antaranya multitalenta, tangguh dalam mentalitas budaya dan intelektual serta keluasan spiritual.

Di sisi lain pemimpin husnul khatimah juga jauh dari gimmick.

Fahri Hamzah dan Dahnil Anzar Kritik KPK soal Misteri Cap Jempol Amplop Serangan Fajar Bowo Sidik

Konsep husnul khatimah yang dimaksud Cak Nun tak melulu tentang negara Islam.

Pada tulisannya tersebut, Cak Nun menegaskan bahwa setiap orang dengan masing-masing keyakinannya memiliki kontribusi untuk masa depan Indonesia.

"Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Aliran Kepercayaan dan apapun,

sebagaimana kekayaan ribuan etnik dan kandungan nilai-nilai budaya dan filosofi dari mozaik sejarah bangsa Indonesia,

justru merupakan sumber dan kontributor inspirasi bagi Indonesia masa depan," tutup Cak Nun.

11 Pertanyaan Cak Nun

Cak Nun sempat menyusun 11 pertanyaan yang ditujukan untuk calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sebanyak 11 pertanyaan tersebut ditulis oleh Cak Nun dan diterbitkan di situs resmi miliknya caknun.com pada 12 Februari lalu.

Cak Nun mengaku tidak mewajibkan para capres dan cawapres untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya.

Pengakuan Cak Nun, akan ada 45 pertanyaan sederhana untuk capres-cawapres yang akan mengikuti kontestasi Pilpres 2019.

Tanggapan Mahfud MD soal Pemilih yang Ragu karena Alasan Percuma Milih tapi Korupsi Merajalela

"Meskipun pasti sangat mempesona untuk mendengarkan uraian para Capres Cawapres atas 11 pertanyaan tahap pertama itu,

tetapi pembuat pertanyaan ini tidak meletakkan diri untuk mewajibkan Capres dan Cawapres menjawab seluruh atau sebagian atau tidak sama sekali menjawab pertanyaan ini.

Juga dipersilahkan menganggap tidak ada pertanyaan ini," tulis Cak Nun dalam keterangan tertulisnya.

Berikut 11 pertanyaan yang dibuat oleh Cak Nun, yang dikutip TribunSolo.com dari laman resminya.

“11 (dari 45) Pertanyaan Sederhana Untuk Capres Cawapres 2019”

Pada alinea kedua teks Proklamasi Indonesia, apa yang dimaksud dengan pemindahan kekuasaan? Dipindahkan dari pihak siapa ke pihak mana? Apa yang dipindahkan? Kapan pemindahan itu dilaksanakan?

Negara Indonesia yang sangat besar dengan tanah air yang sangat luas, menurut Anda apa perbedaan dan untung ruginya kalau dikelola sebagai Negara Kesatuan, atau Negara Persemakmuran, atau Negara Kesatuan dengan formula Persemakmuran? Atau bisa juga Kesemakmuran?

Apakah Indonesia yang modern dan menganut nilai-nilai Globalisasi, masih melihat pentingnya belajar kepada Kerajaan, Kesultanan, komunitas budaya tradisi, nilai-nilai masa silam bangsa Indonesia? Mohon contoh yang paling substansial.

Apakah Anda berpendapat bahwa sebaiknya bangsa Indonesia memakai UUD asli 1945, UUD amandemen 2002, ataukah UUD yang diamandemen lebih lanjut dengan Permusyawaratan yang lebih jujur, matang dan menjamin keseimbangan masa depan?

Berapa periode kepresidenan yang Anda perlukan untuk memberantas korupsi sampai pencapaian 70-80%? Apa saja prinsip pemberantasan korupsi yang rakyat berhak mengetahuinya, serta yang rakyat Anda anjurkan untuk men-support-nya?

Berapa dan apa saja Pilar Berbangsa dan Bernegara Indonesia menurut pendapat Anda pribadi, berdasarkan keutuhan dan kemenyeluruhan filosofi, kematangan sejarah Nusantara, serta terminologi dan konfigurasi ilmu yang tepat, matang dan seimbang?

Siapa, pada posisi apa dan dalam keadaan bagaimana seseorang atau suatu pihak bisa Anda maafkan atau tidak bisa Anda maafkan? Indonesia adalah Negara Hukum, dan hukum tidak bisa memaafkan. Jika Anda seorang pemaaf, rasional dan logiskah kalau permaafan pribadi Anda diberlakukan kepada pihak yang kesalahannya bukan kepada Anda, melainkan kepada rakyat?

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved