Sukses Jadi Wali Kota hingga Presiden, Joko Widodo: Saya Datang dari Kampung
Capres nomor urut 01 Joko Widodo mengenang karir kepemimpinannya, mulai dari Wali Kota hingga Presiden.
Penulis: Rohmana Kurniandari | Editor: Putradi Pamungkas
TRIBUNSOLO.COM - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo bernostalgia tentang perjalanan karir kepemimpinannya.
Mulai dari Wali Kota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden.
Sebagaimana diketahui, Jokowi pernah menjabat sebagai Wali Kota Surakarta pada 28 Juli 2005 - 1 Oktober 2012.
Kala itu, ia didampingi oleh FX Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.
Dua tahun menjalani periode keduanya sebagai Wali Kota Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, PDI Perjuangan, untuk bertarung dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
• Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Solo, Titiek Soeharto: Isih Enak Zaman Bapakku To?
Jokowi pun terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta sejak 15 Oktober 2012 - 16 Oktober 2014 didampingi Ahok sebagai wakil gubernur.
Karir kepemimpinannya pun meroket.
Ia berhasil menduduki kursi presiden RI dan mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014.
Jokowi terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014.
Menurutnya, pencapaiannya itu hanya karena kehendak Allah SWT.
• Datang ke Kampanye Akbar di Solo, Pendukung Prabowo Pilih Berkuda
Karena bagi Jokowi, jika dilihat dari logika politik bisa saja tidak masuk.
Namun, tak ada satu pun orang yang bisa menentang kehendak dari Yang Maha Kuasa.
"Logika politik bisa saja tak masuk, tapi siapa bisa menentang kehendak Allah SWT?," tulisnya melalui unggahan di Instagram.
Pada unggahannya itu, tampak Jokowi berada di tengah-tengah pendukungnya.
Jokowi terlihat memakai kemeja putih dan celana hitam.
Senyum semringah pun terlihat dari wajahnya.
Capres petahana ini menegaskan bahwa ia bukanlah orang yang datang dari lingkungan elite.
Bapak tiga anak itu mengaku jika ia datang dari kampung.
"Saya tidak datang dari lingkungan elite, apalagi elite politik. Saya datang dari kampung.
Hanya karena kehendak Allah SWT jualah saya dapat menjadi Wali Kota, kemudian menjadi Gubernur, dan sekarang ini menjadi Presiden.
Logika politik bisa saja tak masuk, tapi siapa bisa menentang kehendak Allah SWT?," tulis Jokowi melalui akun Instagram @jokowi, Rabu (10/4/2019).
Perjalanan Karir Kepemimpinan Jokowi
Jokowi sempat bernostalgia tentang karir kepemimpinannya saat kampanye di Solo.
Jokowi memberikan orasi di tengah puluhan ribu pendukungnya dalam kampanye akbar di Stadion Sriwedari, Solo, Selasa (9/4/2019).
Dalam orasinya itu, Jokowi menyapa pendukung di kampung halamannya yang telah mengubah karir dalam kepemimpinannya.
"Saya sangat senang sekali bisa hadir di Solo, kota yang sangat saya cintai," ucap dia.
"Saya mengawali karier di bidang pemerintahan di sini (Solo)," jelasnya menegaskan.
• Soal Kasus Audrey, Mahfud MD: Harus Ada Penegakan Hukum Secara Tegas Jika Ingin Negara Ini Baik
Lebih lanjut dia menerangkan, pada 2005-2010 dia berhasil memimpin Solo dengan aman hingga dilanjutkan pada dua periode 2010-2012.
"2012 saya dipanggil Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) ke Jakarta," tuturnya.
"Saya pun jadi gubernur DKI Jakarta, tetapi kurang dari tiga tahun dicalonkan presiden," akui Jokowi mengenang perjalanannya.
"Dulu Pilpres 2014 Jateng 66, 65 persen," ungkapnya.
"Namun tahun ini, saya tidak mau hanya segitu, saya mau minimal 70 persen," jelas dia.
"Itu minimal loh ya," tuturnya menegaskan.
Lebih lanjut dia memaparkan, paling tidak pada Pilpres 2019 ini di Jateng bisa meraup 80 hingga 90 persen.
"Awas.. Awas khususnya Solo, harus lebih dari 84 persen," harap dia. (*)