Tagar Justice For Audrey Viral, Hotman Paris Desak Jokowi Turun Tangan, 'This Is The Right Time'
Hotman Paris desak Presiden Joko Widodo untuk turun tangan dalam kasus Audrey yang viral di media sosial.
Penulis: Rohmana Kurniandari | Editor: Putradi Pamungkas
TRIBUNSOLO.COM - Kasus perisakan alias bullying kembali terulang.
Baru-baru ini, seorang remaja di Pontianak menjadi korbannya.
Pelajar SMP berinisial AD (14) diduga dianiaya oleh 12 siswi SMA.
Kasus bullying ini pertama kali diungkap oleh pengguna akun Twitter @syarifahmelinda.
Hingga ramai diperbincangkan dan viral di media sosial dengan tagar Justice for Audrey.
Tak terima dengan kasus kekerasan terhadap siswi SMP itu, warganet pun membuat petisi online di laman Change.org.
• Sebelum Hibur Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Solo, Al Ghazali Mampir di Yogyakarta: See You at Solo
Bukan hanya warganet yang merasa geram, sejumlah public figure juga turut menyuarakan kasus ini.
Di antaranya Tatjana Saphira dan Gilang Dirga.
Aktris berparas cantik itu tak ingin tinggal diam.
Ia pun mengajak penggemarnya untuk turut menandatangani petisi Audrey.
Pun dengan Gilang Dirga yang mengunggah gambar Justice for Audrey yang beredar di dunia maya untuk petisi membela remaja 14 tahun tersebut.
Dalam unggahannya, tak sedikit warganet yang mencolek akun Hotman Paris.
Merasa terpanggil, pengacara kondang itu pun akhirnya angkat bicara.
Hotman Paris mengunggah cuitan tentang kasus Audrey melalui akun Instagram miliknya.
Ia bahkan meminta nomor ponsel keluarga korban untuk memperjuangkan keadilan bagi Audrey.
Pengacara yang kerap tampil nyentrik itu juga meminta bantuan warganet agar keluarga korban menghubungi dirinya.
Tak hanya itu, Hotman Paris juga mendesak Presiden Joko Widodo untuk turun tangan mengatasi kasus tersebut.
"Salam kopi Joni, kasus Audrey.
Hanya dengan satu kalimat apabila bapak presiden RI, bapak Jokowi berbicara di televisi ada kasus Audrey Pontianak segera disidik dan ditangkap pelakunya maka hukum akan cepat berjalan.
Pak Jokowi, this is the right time for you. Menjelang pilpres, this is the right time for you," ujar Hotman Paris dalam video yang diunggahnya, Rabu (10/4/2019).
Hotman Paris kembali meminta Jokowi untuk turun tangan.
Menurutnya, inilah waktu paling tepat bagi Jokowi dalam menyuarakan kasus Audrey.
• Wardah Bright Days Akan Digelar di Kampus UNS Solo Sabtu (13/4/2019), Ini Detail Acaranya
Selain itu, Hotman Paris juga meminta pihak kepolisian untuk bertindak tegas.
"Salam subuh dari kediaman Hotman Paris.
Kepada bapak presiden RI, bapak Jokowi, inilah kesempatan paling bagus untuk bapak bersuara dalam kasus Audrey agar para pelaku yang diduga sebagai penganiaya dari kasus Audrey segera ditangkap dan diadili.
Bagaimana bisa dibebaskan, tidak ditangkap segera orang yang diduga mencolok kemaluan dari seorang wanita muda.
Walaupun dia masih dibawah umur tetap bisa diadili, bukankah ada peradilan anak.
Kepada Mabes Polri, tolong turunkan tim untuk diperiksa oknum aparat, kenapa 12 orang itu bisa bebas begitu saja. Bukankah tindak pidana serius tidak bisa dihentikan walaupun ada perdamaian," ujarnya.
Kronologi Kejadian
Dikutip TribunSolo.com dari Tribunnews, Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar Tumbur Manalu menjelaskan, pemicu pengeroyokan tersebut adalah masalah asmara antara kakak sepupu korban dan salah satu pelaku pengeroyokan.
Saat itu korban turut berkomentar di laman Facebook kakak sepupunya.
Namun, komentarnya dianggap menyinggung salah satu pelaku.
"Permasalahan awal karena masalah cowok"
"Menurut info, kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini. Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," katanya.
Adapun pengeroyokan terjadi di dua tempat berbeda, yakni di Jalan Sulawesi, Kecamatan Pontianak Kota dan Taman Akcaya, Jalan Sutan Syahrir Pontianak, Jumat (29/3/2019) sekira pukul 14.30 WIB.
Para pelaku diketahui nekat menjemput korban di rumahnya dan berdalih untuk diajak ngobrol.
Korban pun diajak ke Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya.
• Alami Nyeri Dada, Dalai Lama Jalani Perawatan di Rumah Sakit di India
Berdasarkan keterangan korban, di dua lokasi tersebut para pelaku melakukan tindak kekerasan.
Saat itu, Audrey sepulang sekolah dijemput seorang temannya untuk pergi ke rumah saudara sepupunya.
Tak lama setelah sampai di rumah saudaranya, korban bersama temannya itu pergi keluar dengan menggunakan sepeda motor.
Namun ternyata, di tengah perjalanan korban dibuntuti pelaku dengan menggunakan dua sepeda motor.
Saat di Jalan Sulawesi, korban dicegat pelaku.
"Oleh salah seorang pelaku, wajah korban disiram dengan air. Rambutnya ditarik dari belakang. Lalu dia terjatuh ke aspal," kata Husni, di Mapolresta Pontianak, Selasa (9/4/2019), seperti dilansir dari Kompas.com.
Setelah terbaring di jalan, pelaku lain menginjak perut korban dan membenturkan kepalanya ke aspal.
"Korban bersama temannya itu kemudian melarikan diri menuju Taman Akcaya, yang memang berada tak jauh dari situ," ujarnya.
Korban kemudian dikejar lagi.
• Laga Liga Champions Manchester United vs Barcelona, Rekor Lionel Messi dan Kewaspadaan Valverde
Setelah dapat, korban dipiting, kemudan salah satu pelaku menendang perutnya lagi.
Kejadian tersebut menarik perhatian warga sekitar dan membuat pelaku melarikan diri.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Husni Ramli mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, jumlah pelaku diindikasikan berjumlah tiga orang pelajar, bukan 12 seperti yang beredar luas di media sosial.
"Kami sudah memeriksa orangtua korban. Dan hari ini memeriksa dua saksi. Sementara terduga pelaku masih menunggu hasil keterangan yang diperoleh dari saksi," ucapnya. (*)