Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kepala Dukuh di Bantul Ditolak Warga karena Perempuan, Ini Kronologi dan Alasan Warga

Yuli Lestari ditolak oleh warga menjadi kepala dukuh di tempat tinggalnya, yakni Dukuh Pandeyan, Bantul karena dia perempuan.

Editor: Aji Bramastra
KOMPAS.com/MARKUS YUWONO
Kepala Dukuh Pandeyan, Bantul, Yuli Lestari, sudah diangkat Lurah tapi ditolak warga. 

"Pas saya datangi ternyata (Ketua) RT 4 dan RT 5 tidak mundur. Mereka tanda tangan surat penolakan karena tidak enak saja sama yang mendatangi. Jadi yang mundur hanya (Ketua) RT 2 dan RT 3 saja," ujarnya.

Dirinya berjanji akan mengajak siapa saja yang menolak untuk berbicara dari hati ke hati.

Namun tidak dalam waktu dekat ini karena suasananya masih panas.

Kompas.com akhirnya memutuskan mencari rumah Ketua RT 3.

Saat bertanya kepada beberapa warga berkumpul disalah satu rumah, Kompas.com mendapatkan jawaban yang mengejutkan.

"Di sini sudah tidak ada RT sudah bubar semuanya," ucap salah seorang bapak.

Beberapa warga kemudian bercerita tentang keseharian Yuli yang dianggap berperilaku tidak baik.

"Warga di sini sepakat untuk menolak dukuh perempuan. Alasannya kasihan seorang ibu harus bekerja selama 24 jam penuh melayani warga. Kami sebelum pendaftaran sebenarnya sudah menolak adanya calon perempuan," ucap seorang bapak.

"Waktu itu warga ada yang minta tanda tangan untuk SKTM. Dicari sore gak ketemu. Ketemu pas mau berangkat kerja Bu Yuli bilang gak sopan minta tanda tangan di jalan. Padahal dicari di rumah gak ketemu. Suaminya bu Yuli kan RT," ucapnya.

Menurut dia, upaya penolakan warga ini sudah disampaikan ke tingkat desa hingga kecamatan, dan Bupati namun tidak mendapatkan respon.

"Setelah tidak direspon, muncul unek-unek warga yang selama ini ada. Mulai tentang kebiasaan Yuli yang kurang baik terhadap warga. Yuli selaku istri ketua RT 1 dinilai kurang bisa merangkul semua kalangan di wilayahnya," katanya.

Konsekuensi penolakan ini adalah vakumnya kegiatan PKK hingga posyandu oleh warga setempat.

Bahkan warga tidak mau melakukan kegiatan lomba dusun.

Ia mengatakan, warga tidak menggelar demo dan hanya mengantarkan ketua RT untuk mundur di kantor desa.

"Memang kegiatan kampung di sini mundur semua. Posyandu semuanya mundur," kata seorang pria lainnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved